Suhardi Alius: Informasi Tentang Pemulangan itu Sampai Sekarang Belum Ada
BNPT memastikan hingga saat ini belum ada rencana pemerintah Republik Indonesia memulangkan sekitar 600 Warga Negara Indonesia (WNI)
Editor: Toni Bramantoro
Pun dengan para teroris yang tengah menjalani hukuman di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Menurut Suhardi mereka juga mendapatkan program deradikalisasi.
Namun demikian program tersebut dilakukan secara sukarela, karena tidak semua teroris itu mau untuk mengikuti program deradikalsasi tersebut. Kalau pun ada yang ikut penanganannya juga berbeda-beda.
“Beda-beda. Kita cluster kan, apakah masuk kelompok hardcore atau inti, militan, suporter atau simpatisan. Treathmennya beda-beda, ulama yang kita kirim untuk menanganinya pun juga beda-beda. Jadi bukan BNPT sendirian yang menangani deradikalisasi itu. Persepsi ini yang harus diluruskan. Kami ini bergantung semua kepada yang lain, kami ini koordinatornya dalam masalah terorisme ini. Ada tim assement yang menangani masing-masing orang tersebut,” urai Suhardi Alius
Suhardi Alius memberikan contoh, setiap narapaidana kasus terorisme yang mengajukan pembebasan bersyarat. Dimana tim assementnya terdiri dari berbagai pihak, mulai dari BNPT, Kejaksaan Agung, Densus 88/AT Polri, Lapas dan juga psikolog.
“Nanti masukan dari masing-masing tim assesment tersebut yang akan menentukan layak tidaknya narapidana tersebut mendapatkan pembebasan bersyarat. Jadi bukan BNPT saja yang menentukan,” kata mantan Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri ini
Selain itu menurutnya, selama ini BNPT juga menggandeng sekitar 150 orang para mantan teroris yang sudah sadar untuk menjadi narasumber.
Ini dilakukan sebagai upaya untuk menyadarkan kelompok-kelompok teroris lain yang belum sadar.atau kelompok yang potensial terpapar paham radikal terorisme.
“Karena untuk menyadarkan kelompok yang potensial terpapar itu tentu dengan mereka yang sudah tahu, bepengalaman dan ilmunya lebih tinggi. Sebab kalau sama kita (BNPT) mereka sudah apriori dan resisten dulu. Langkah-langkah ini yang kami kerjakan untuk menetralisir orang yang terpapra tersebut. Fisik sih bagus, tapi (isi) kepalanya itu, ideologinya,” ujarnya.
Dalam jumpa pers tersebut Suhardi Alius didampingi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol. Drs. Budiono Sandi, M. Hum, dan Deputi Bidang Kerjasama Internasional, Andhika Chrisnayudhanto, S.IP, SH, MA.