Cerita Pilu Pedagang Asongan di DKI Jakarta, Pendapatan Turun dan Tak Ada Biaya Pulang ke Kampung
Enang Junaedi, pedagang asongan di DKI Jakarta yang mengaku pendapatannya turun dan dilema ingin segera pulang ke kampung halamannya di Garut.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
"Ada ibu-ibu yang jual nasi itu baik, bayar seadanya, dua kali makan Rp 15 ribu," tutur Enang.
Sedangkan Enang sendiri, tinggal bersama kawan sesama pedagang asongannya, di sebuah indekos berukuran 3x3 seharga Rp 300 ribu perbulan.
Kini, Enang mengaku dilema akibat wabah corona yang terjadi di DKI Jakarta.
Pasalnya, sang istri dan anaknya ingin Enang segera pulang ke kampung halamannya di Garut.
Mereka mengaku khawatir, karena Enang berada di zona merah wabah corona.
"Karena di DKI Jakarta zona merah, istri saya takut ingin saya pulang."
"Kalau ada uang, ingin pulang biar istri dan anak tenang," jelasnya.
Baca: Demi Bantu Atasi Virus Corona, Pangeran William Ingin Jadi Pilot Ambulans Udara Lagi
Enang adalah satu di antara banyaknya cerita masyarakat kecil lainnya, yang merasakan dilema akibat wabah corona.
Dalam curhatannya, Enang mengaku dilema untuk pulang ke kampung halaman atau tetap bertahan di DKI Jakarta.
Jika ia memaksa pulang, maka ia tidak memiliki mata pencaharian di kampung halamannya.
Namun, jika ia tidak pulang, anak dan istrinya mengaku khawatir, terlebih saat mereka tahu ada banyak korban meninggal di DKI Jakarta.
"Di kampung saya tidak punya mata pencaharian, anak dan istri nanti bagaimana makannya."
"Tapi saya berusaha ingin pulang, biar anak saya tenang, karena denger di Jakarta banyak yang meninggal," pungkas Enang.
(Tribunnews.com/Maliana)