Camat Tanah Abang Jelaskan Penyebab Membludaknya Pedagang dan Pembeli di Pasar Jatibaru
"Sebenarnya pembeli yang datang itu penyebabnya. Kalau tidak ada pembeli, para pedagang juga sepi," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan Pasar Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat sempat dipadati kerumunan orang, Senin (18/5/2020) di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Aktivitas pedagang dan pembeli kemarin menggambarkan bagaimana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta tidak diindahkan.
Baca: Tegaskan Larangan Mudik Lebaran, Jokowi: Yang Kita Larang Mudiknya, Bukan Transportasinya
Camat Tanah Abang, Yassin Passaribu menjelaskan, kepadatan di kawasan Pasar Tanah Abang itu karena efek berantai.
Menurut dia, awalnya karena angkutan umum selama PSBB tetap beroperasi.
"Saya juga tidak bisa melarang (masyarakat untuk) tidak boleh ke Pasar Tanah Abang karena moda transportasi saat ini sudah bebas kembali bukan?" kata dia ketika dihubungi Kompas.com, Senin (18/5/2020).
Moda transportasi yang tetap beroperasi itu dimanfaatkan masyarakat untuk berpergian ke tempat lain, termasuk ke Pasar Tanah Abang.
Padahal kios-kios di Pasar Tanah Abang telah tutup.
Pasar Jaya sebagai pengelola telah menutup sementara Pasar Tanah Abang karena ada pandemi Covid-19 dan mengikuti penerapan PSBB.
Namun karena pengunjung berdatangan, lapak-lapak pedang kaki lima (PKL) bermunculan di trotoar dan sekitar area pasar.
"Sebenarnya pembeli yang datang itu penyebabnya. Kalau tidak ada pembeli, para pedagang juga sepi. Sekarang pembeli berdatangan ya pedagang pada buka," kata dia.
Yassin menuturkan, kawasan Pasar Tanah Abang mulai kembali dipadati pengunjung sejak Rabu lalu.
Jumlah pengunjung terus meningkat hingga Senin ini.
"Mulai buka itu 5 hari yang lalu, puncaknya itu hari Sabtu kemarin sudah mulai ramai. Minggu mulai meledak, hari ini juga begitu," kata Yassin.
"Pembeli rata-rata berasal dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi," imbuhnya.