Cerita Tukang Cilok asal Sukoharjo yang Berhasil Tembus Masuk Jakarta: Gak Diberhentikan Petugas
Warga Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut itu pun menggunakan jasa mobil travel untuk pulang ke ibu kota.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Bayarnya Rp 500.000. Itu lebih mahal dari harga normal. Harga normalnya Rp 200.000," katanya.
Dengan biaya sebesar itu, pihak angkutan travel tersebut membawa Sumardi dan penumpang lainnya melewati jalur alternatif dari Sukoharjo sampai Jakarta.
Baca: Momentum Mudik Lebaran, Dishub DKI Jakarta Sebut 1,8 Juta Orang Keluar dari Wilayah Jabodetabek
Tak hanya itu, Sumardi juga mengaku diantarkan sampai ke gang masuk rumahnya.
"Jadi lewat jalur alternatif, saya juga nggak tahu persisnya," ucap dia.
Meskipun lolos razia PSBB dan berhasil tiba di rumahnya selepas mudik, Sumardi belum bisa berjualan kembali.
Pasalnya, pihak Kelurahan Papanggo mewajibkan warga yang baru balik usai mudik Idulfitri menjalni karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari ke depan.
Baca: Viral Rumah Warga Dipasangi Pengumuman karena Nekat Mudik ke Zona Merah, Ini Kata Ketua RT
Artinya, selama dua minggu ini Sumardi hanya bisa beraktivitas di dalam rumahnya.
"Iya. Selama 14 hari (diisolasi). Nggak jualan lah, berdiam diri di rumah," jelas dia.
Diminta Tak Keluar Rumah Selama 14 Hari
Kelurahan Papanggo mendata warga yang baru tiba di DKI Jakarta usai menjalani mudik Idulfitri.
Hasil pendataan, didapati empat keluarga di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang kembali ke Jakarta tanpa mengantongi Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
"Ada empat keluarga yang kembali ke Jakarta usai mudik tanpa mengantongi SIKM," kata Lurah Papanggo Maryono, Selasa (2/6/2020).
Keempat keluarga tersebut tinggal di RT 02/06, RT 001/07, dan RT 05/10 Kelurahan Papanggo.
Mereka berbeda kampung halaman, masing-masing berasal dari Pemalang dan Solo, Jawa Tengah; serta Madura, Jawa Timur.