Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rugi Hingga Rp2 Miliar, Belasan Warga di Pamulang Tangsel Mengaku Jadi Korban Kompolotan Penipu

Belasan orang mengaku korban penipuan berkumpul di Mapolsek Pamulang pada Sabtu (18/7/2020).

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Rugi Hingga Rp2 Miliar, Belasan Warga di Pamulang Tangsel Mengaku Jadi Korban Kompolotan Penipu
Tribun Jabar
Ilustrasi penipuan 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Belasan orang mengaku korban penipuan berkumpul di Mapolsek Pamulang pada Sabtu (18/7/2020).

Mereka merupakan korban penipuan dengan pelaku yang sama, komplotan Lia Gusti Wulandari.

Ika, salah satu korban, menjabarkan, jumlah korban yang merasa ditipu Lia sebanyak 17 orang.

Mereka membentuk grup di aplikasi pesan singkat agar bisa saling terhubung untuk menjerat balik Lia secara hukum.

Ika mengatakan, keruguan per setiap korban mencapai ratusan juta rupiah, dan total kerugian dari 17 korban itu sebanyak kurang lebih Rp 2 miliar.

Baca: Kisah Youtuber Cantik Asal Batam Ditangkap Polisi di Jakarta Atas Dugaan Penipuan Jual Beli Rumah

Baca: Lurah di Pamulang Dilaporkan Usai Ngamuk karena 6 Calon Siswa Titipannya Tak Masuk SMA 3 Tangsel

Ika, salah satu korban penipuan, usai melapor di Mapolsek Pamulang yang berlokasi di Jalan Surya Kencana, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (18/7/2020).
Ika, salah satu korban penipuan, usai melapor di Mapolsek Pamulang yang berlokasi di Jalan Surya Kencana, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (18/7/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

"Ini korbannya ada 17 orang, kita bikin grup WhatsApp. Kalau kerugian semuanya bisa Rp 2 miliar," ujr Ika di Mapolsek Pamulang yang berlokasi di Jalan Surya Kencana, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (18/7/2020).

Ika mengatakan, kemungkinan pelaku lebih dari satu, bukan Lia saja, melainkan komplotan.

Berita Rekomendasi

Pasalnya, saat modus penipuan dijakankan, ada orang lain yang berperan sebagai pihak terkait.

"Kaya pas saya waktu itu kontrakan, ada nenek-neneknya, ada penjaganya, ya itu ngedukung semua, kayanya komplotan," ujarnya.

Ika memaparkan modus penipuan yang dialaminya sekaligus menunjukkan betapa lihainya komplotan Lia mengatur narasi dan situasi demi memperdaya korbannya.

Ika memang sering memberikan pinjaman uang bagi siapapun yang mau menggadaikan rumah kontrakan dengan jaminan sertifikat.

Suatu hari dia bertemu Lia dan mengatakan ada yang mau menggadaikan kontrakan di bilangan Pondok Aren.

Setuju dengan pinjaman Rp 75 juta, Ika membicarakan kesepakatan itu di rumah Lia yang tidak jauh dari kontrakan.

"Aku pendananya nih, ketemu dengan pemilik kontrakan dan ngobrol di rumah pelaku, jadilah Rp 75 juta. Besoknya saya dikasih surat," ujar Ika.

Sebelum jatuh tempo pembayaran selama sebulan, Ika diajak berbisnis lagi oleh Lia, kali ini jual beli timun suri.

Ika mengirim uang Rp 10 juta seperti yang dijanjikan Lia dengan untung 40%.

"Jalan kira-kira sebulan, pas bulan puasa hampir sebulan. Dia ngajak saya bisnis timun suri, modalnya Rp 10 juta dapatnya Rp 14 juta. Dibayarnya awal puasa, dapatnya seminggu habis lebaran. Transfer lagi saya Rp 10 juta. Sudah Rp 85 juta," ujarnya.

Belum mengembalikan untung dari bisnis timun suri, Ika diajak lagi berbisnis, kali ini jual beli bahan.

Dengan membeli bahan seharga Rp 50 juta di Pelabuhan Tanjung Priuk, Ika dijanjikan untung Rp 10 juta dengan menjualnya di Pasar Cipadu.

Tidak lama berselang, Lia datang lagi dengan ide bisnisnya, yaitu dengan membeli rumah kontrakan dari pemiliknya yang sedang butuh uang.

"Sebelah rumah dia ada kontrakan, katanya yang punya anaknya kena narkoba. Saya diminta nebusin, kalau ditebusin, kita cuma perlu uang Rp 150 juta. Dari saya Rp 100 juta dari dia Rp 50 juta. Terus habis itu dijual rumah kontrakannya, sudah ada yang mau beli Rp 500 juta," paparnya.

Ika sudah memberikan uang ratusan juta kepada Lia, namun semua yang dijanjikan tidak kembali.

Ikapun berpikir untuk menjual rumah kontrakan yang sertifikatnya dia pegang.

Ternyata, setelah dicek di Badan Pertanahan Nasional (BPN), sertifikat yang digadai palsu.

"Saya curiganya, kok keuntungan ketimun suri enggak ada, konveksi enggak ada, surat tanah yang ada di saya, kepikiran saya mau ke BPN, ternyata katanya palsu," ujarnya.

Kapolsek Pamulang, Kompol Supiyanto, mengonfirmasi hal kasus penipuan itu.

Namun, ia menyangkal jika korbannya mencapai 17 orang.

Setiap korban modusnya berbeda-beda, dari mulai gadai kontrakan hingga dijanjikan kerja.

"Enggak, mana ada 17, itu kan keluarganya. Cuma enam orang tadi. Kan ngumpulin kan saya. Itu keluarganya ada 17. Itu sudah diproses," ujar Supiyanto melalui sambungan telepon.

Pelaku, Lia, sudah ditangkap dan sedang berada di rumah sakit menjalani proses persalinan karena kondisnya yang hamil tua.

"Sudah kita tangani, sudah diperiksa kan di rumah sakit, melahirkan. Kita kan enggak bisa berdaya," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Belasan Warga di Pamulang Tangsel Mengaku Jadi Korban Penipuan, Kerugian Mencapai Miliaran Rupiah,
Penulis: Jaisy Rahman Tohir

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas