Kenapa Kasus Penembakan di Kelapa Gading Melibatkan Banyak Orang? Reza Indragiri Berikan Analisisnya
Bagaimana sekian banyak orang bisa melibatkan diri dengan sengaja dalam misi pembunuhan berencana di Kelapa Gading? Reza Indragiri beri penjelasan
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Jadi, membunuh orang hanya cara untuk mencapai misi. Misi terdepannya bukan memperoleh uang, melainkan memastikan "kita" (kelompok) tetap eksis," bebernya.
Reza juga menilai orang-orang tersebut menenggelamkan diri mereka masing-masing ke dalam diri kelompok.
"Inilah konformitas ekstrim. Konformitas ekstrim yang memperteguh identitas kelompok mereka."
"Kelompok yang, getirnya, berupa komplotan pelaku pembunuhan berencana," tegasnya.
Reza dalam kesempatan tersebut juga menyoroti aksi kerasukan saat diperiksa oleh pihak kepolisian.
Baginya atraksi kerasukan otak pelaku pembunuhan ini menciptakan tekanan yang memantik groupthink.
Klaim bahwa dia sakit hati terhadap korban boleh jadi mirip dengan extreme emotional disturbance (EED).
"Tapi EED punya tiga parameter. Pertama, didahului provokasi. Kedua, jarak antara peristiwa yang memunculkan sakit hati dan aksi kekerasan (pembunuhan) sangat dekat. Ketiga, EED memunculkan karena reaksi spontan, maka modus kejahatannya yang sederhana."
"Pada NL, maksimal tampaknya hanya terpenuhi parameter pertama. Jadi, benarkah sakit hati benar-benar penyebab NL ingin menghabisi korban?," tandasnya.
Baca: Sebelum Habisi Bos Pelayaran, Eksekutor Penembakan di Kelapa Gading Tak Punya Catatan Kriminal
Baca: Pembunuhan di Kelapa Gading: Karyawati Jadi Dalang, Sakit Hati Dihina & Diajak Bersetubuh
Motif Penembakan
Para pelaku penembakan di depan Ruko Royal Gading Square, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, telah berhasil ditangkap.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana pun mengungkap motif pelaku penembakan yang menewaskan korban, Sugianto (51), pada Kamis (13/8/2020) lalu.
Nana Sudjana menyebutkan, pelaku penembakan di Kelapa Gading memiliki dua motif.
"Jadi untuk motif tersangka ada dua," kata Nana Sudjana dalam konferensi pers yang ditayangkan langsung melalui kanal YouTube Kompas TV, Senin (24/8/2020) sore.