Banyak Warga Klapanunggal Jadi Korban Pemotongan Bantuan Sosial Tunai, Hanya Terima Rp 300 Ribu
Update terkini dugaan pemotongan BST warga Klapanunggal, sudah lapor polisi, terima ancaman di medsos, kini makin banyak warga yang lapor jadi korban.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, KLAPANUNGGAL - Jumlah warga yang melaporkan pemotongan Bantuan Sosial Tunai (BST) makin banyak.
Sebelumnya aksi ini sempat heboh karena warga Klapanunggal ramai-ramai laporkan pemotongan Bantuan Sosial Tunai (BST) ke kantor polisi.
Beberapa hari setelah laporan, mereka mendapatkan ancaman dari orang tak dikenal atau OTK.
Polisi pun turun tangan menyelidiki laporan warga termasuk pihak yang melakukan pengancaman tersebut.
Camat Klapanunggal turut berkomentar.
Pengaduan Pemotongan BST Terus Bertambah
Pengaduan dari warga yang mengalami pemotongan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Desa Klapanunggal, Kabupaten Bogor terus bertambah.
Setelah sejumlah warga mengeluhkan hal itu dan mengadu ke Polres Bogor, para warga lainnya pun turut menyampaikan hal yang sama.
Satu warga Desa Klapanunggal, Herny Kusumawati (43) mengatakan bahwa BST yang seharusnya Rp 600 ribu, dipotong menjadi Rp 300 ribu.
"Semua (penerima) pokoknya dipotong Rp 300 ribu, di satu Desa Klapanunggal," kata Herny kepada wartawan.
Dia menjelaskan bahwa BST tersebut setiap bulannya memang sebesar Rp 300 ribu.
Namun pada hari pemotongan itu warga harus menerima Rp 600 ribu sebab untuk hitungan rangkap dua bulan Maret dan April.
"Dipotong jadi Rp 300 ribu, jadi kita nerimanya cuma satu bulan. Padahal yang tertera di situ dua bulan Rp 600 ribu," katanya.
Herny menceritakan bahwa awalnya BST itu dibagikan oleh pihak kantor pos secara normal Rp 600 ribu yang mana pembagian dilakukan di sebuah ruangan gedung sekolah.