Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar dari Kesederhanaan Ismamat, Ojek Sepeda yang Bertahan di Tengah Gempuran Transportasi Online

Selasa (27/7/2021) siang, Ismamat alias Mamat mengambil tempat terbaik di bawah pohon, sambil meresapi sejuknya udara yang berhembus.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Belajar dari Kesederhanaan Ismamat, Ojek Sepeda yang Bertahan di Tengah Gempuran Transportasi Online
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Ismamat (68), tukang ojek sepeda ontel di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Lain Dulu, Lain Sekarang

Seiring perkembangan zaman, geliat ojek sepeda ontel pelan-pelan terkikis dengan keberadaan ojek online, bahkan ojek pangkalan.

Kini, ungkap Mamat, hanya ada sedikitnya 15 tukang ojek sepeda ontel yang tersisa di sekitaran Jalan Enggano sampai ke arah Terminal Tanjung Priok.

Masing-masing tukang ojek menarifkan jasa sekali antar sebesar Rp 15 ribu.

Tarif semakin naik apabila jarak semakin jauh.

Sampai sekarang, Mamat mengaku masih sanggup apabila ada penumpang yang minta diantar dengan jarak 5-10 kilometer, sebut saja dari Jalan Enggano ke wilayah Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara.

"Tarif bisa Rp 15 ribu, Rp 20 ribu, Rp 25 ribu, tergantung jarak dan yang ngasih juga," kata Mamat.

Berita Rekomendasi

"Kayak ke Rawa Badak bisa Rp 20 ribu, tapi ada aja yang ngasih Rp 25 ribu," kata Mamat mengungkapkan ada saja orang-orang baik yang memberi lebih.

Beberapa tahun lalu, pendapatan Mamat dalam sehari bisa mencapai Rp 50-70 ribu.

Sekarang, mencari satu penumpang saja susahnya bukan main.

Selain menghadapi ojek motor pangkalan yang masih banyak keberadaannya, Mamat dan belasan tukang ojek sepeda ontel lainnya juga harus bersaing dengan ojek online yang belakangan sedang naik daun.

Karenanya, Mamat hanya bisa pasrah ketika seharian tak dapat orderan.

Kemudian, Mamat hanya bisa terduduk di sadel ontelnya, meresapi sejuknya udara yang seakan menjadi bukti bahwa Tuhan masih memberikan hal-hal baik dalam hidupnya.

Mamat lantas akan berserah diri. "Tergantung rejeki, kalau ada penumpang berarti rejeki," katanya.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas