Masjid Jami Tine Tang, Harmoni Keberagaman dan Wujud Bakti kepada Orangtua
Airlangga meyakinkan Jusuf Hamka bahwa Masjid tersebut bisa menjadi tempat wisata religi
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masjid Jami Tine Tang yang terletak di area Tol Lingkar Luar Bogor Ring Road, ini cukup menarik perhatian masyarakat.
Hal itu karena arsitekur dan namanya yang unik, bergaya Tionghoa dan diberi nama Masjid Jami Tine Tang.
Pengusaha jalan tol, Mohammad Jusuf Hamka sebagai pemrakarsa pembangunan Masjid ini, menuturkan bagaimana cerita dibalik pemberian nama masjid.
Ia juga menceritakan kenapa Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang meresmikannya beberapa waktu lalu. Jusuf Hamka akrab disapa Babah Alun menceritakan, Masjid tersebut dari awal memang ia bangun.
Sebelumnya Jusuf juga sudah membangun Masjid bergaya oriental di kolong Tol Layang Tanjung Priok, Papanggo, lalu di kolong tol Ir Wiyoto, Jalan Pasir Putih, Ancol, Pademangan, dan satu satu lagi di pinggiran Tol Depok-Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca juga: Terkait Laporan Jusuf Hamka, Wakil Ketua Komisi XI DPR Dorong OJK Usut Oknum Perbankan Syariah
Semuanya ia beri nama Masjid Babah Alun. Masjid di Tol Lingkar Luar Bogor ini rencana awalnya akan menjadi Masjid Babah Alun yang ke empat.
Namun suatu ketika, Jusuf yang juga menjadi salah satu staf khusus Menko Perekonomian, mendapat pertanyaan dari Airlangga yang saat itu baru melewati Masjid yang tengah dibangunnya.
"Suf, itu masjid siapa si?" "Oh, masjid saya, Pak, saya yang mau buat," cerita Jusuf Hamka.
Airlangga saat itu mengatakan bahwa ia juga punya niatan ingin membangun masjid, untuk kedua orang tuanya, Ibu Hartini dan Almarhum Pak Hartarto Sastrosunarto. Airlangga juga mengaku tertarik pada Masjid yang dibangun Jusuf.
Karena mengenal cukup baik keluarga orang tua Airlangga, Jusuf menjawab, "Oh, iya. pakai aja kalau memang Bapak mau. Tapi, apa Bapak mau Masjid yang arsitekturnya oriental seperti ini?" kata Jusuf.
Airlangga menilai desain arsitekturnya cukup bagus. Namun ia menolak jika Masjid yang dibangun Jusuf Hamka diberikan begitu saja.
Baca juga: Jusuf Kalla dan Jessica Tanoesoedibjo Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen
Jusuf sempat menolak, namun Airlangga tetap tidak mau. Akhirnya disepakati, biaya pembangunan Masjid tersebut diambil alih Airlangga, dan Jusuf Hamka akan membangun Masjid baru di tempat lain.
Jusuf yang masih ragu sempat mempertanyakan lagi pada Airlangga apakah dia yakin, karena arsitektur Masjid yang bergaya oriental bisa menjadi kontroversi, apalagi Airlangga adalah pejabat publik yang juga politisi.
Namun Airlangga menjawab hal itu tidak menjadi masalah, selama tidak melanggar aturan agama dan fungsinya tetap sebagai tempat ibadah umat muslim.
"Beliau bilang, di sinilah kita tunjukkan bahwa pemimpin harus berani menuai keberagaman, dari hal-hal yang kecil dulu," kata Jusuf.
Airlangga pun meminta Jusuf tetap melanjutkan pembangunan masjid bergaya oriental tersebut sesuai rencana. Jusuf mengaku saat itu, dalam hati ia memuji keberanian Airlangga.
"Ternyata, setelah Masjid ini diresmikan pada tanggal 8 April, enggak ada tuh yang protes, enggak ada tuh yang nyinyir, enggak ada juga yang ngebully," ucap Jusuf.
Jusuf bercerita, kalau dana yang diberikan Airlangga untuk mengganti biaya pembangunan Masjid berlebih.
Namun Airlangga meminta Jusuf mempergunakannya untuk membangun warung pojok halal di dekat Masjid.
"Jadi warung pojok halal itu duit dari beliau. Bikinin warung supaya orang yang main kesini bisa ada tempat makan dan minumnya, biar gak jauh-jauh," ujarnya.
Airlangga meyakinkan Jusuf Hamka bahwa Masjid tersebut bisa menjadi tempat wisata religi. Karena saat menjadi anggota DPR, Airlangga berasal dari Dapil Bogor, sehingga tahu kalau hal itu akan disukai warga Bogor dan sekitarnya.
"Eh, bener. Alhamdulillah, ini tempat jadi wisata religi. Sabtu-Minggu rame di sini. Orang pada selfie, foto-toto, akhirnya cari makanan-minuman di sini," ujarnya.
Mengenai nama Masjid Jami Tine Tang, Jusuf Hamka mengatakan Airlangga menuliskan nama Tine Tang. Jusuf awalnya tidak bertanya lebih jauh perihal nama tersebut.
"Tapi karena banyak yang bisik-bisik nanya, akhirnya saya tanya sama Pak Airlangga. Ternyata Tine itu dari nama Ibu Hartini yang waktu kecil dipanggil Tine, dan Tang itu dari nama panggilan kecil Pak Hartarto," tutur Jusuf.
Jusuf menerangkan, di kalangan Tionghoa jika disambungkan dan dibaca Tien Tang artinya Pintu Surga atau Rumah Tuhan.