Napi yang Selamat dari Kebakaran Lapas Tangerang Mengalami Trauma, Sering Halusinasi dan Susah Tidur
Beberapa narapidana (napi) yang selamat dalam kebakaran di Lapas Kelas 1 Tangerang masih mengalami trauma.
Editor: Hasanudin Aco
Trauma Healing saat ini difokuskan pada para napi, dan nanti dilanjutkan ke petugas yang bertugas saat kejadi.
Sejak hari kedua insiden kebakaran yang terjadi, Indri mengatakan tim Dinkes sudah turun untuk melakukan pendekatan, penenangan dan pendalaman terkait sejauh apa gangguan psikis atau mental yang diderita korban selamat Blok C.
Begitu juga dengan mereka blok tetangga yang sekadar mendengar atau melihat proses kejadian.
“Sebelum para napi bertemu dokter, Dinkes telah menyebar kuesioner dengan 29 poin pertanyaan. Hasilnya, baru ditentukan mereka membutuhkan penanganan psikiater atau psikolog dengan berbagai status traumanya," papar Bevy.
Sedangkan Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, RSUD Kota Tangerang, Amir Ali membeberkan hasil kuesioner para napi banyak yang mengalami kecemasan dan kesulitan tidur.
"Maka, pada trauma healing ini belasan dokter psikiater dan psikolog diturunkan. Melakukan terapi kejiawaan dan terapi pengobatan. Sejauh ini belum ada yang naik pada tahap rujukan," tutur Amir.
Pada proses terapi, kata Amir, dilakukan secara person to person sehingga sampai saat ini baru sekitar 83 napi yang ditangani.
"Angka ini masih akan terus bertambah. Jika trauma healing seperti ini tidak dilakukan tidak menutup kemungkinan, para napi dapat mengalami kecemasan yang lebih dalam atau depresi yang mendalam," paparnya.
Napi Tewas Asal Portugal Dimakamkan di Negaranya
Jenazah Ricardo Ussumane Embalo (51), narapidana asal Portugal yang tewas dalam kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang bakal dimakamkan di negara asalnya.
Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), Abdul Aris mengungkapkan jasad Ricardo dijadwalkan dibawa ke Portugal pada Sabtu (18/9/2021).
Jadwal ini berdasar koordinasi antara Ditjen PAS, melalui Kementerian Luar Negeri dengan Kedutaan Besar Portugal yang sebelumnya menyerahkan data antemortem untuk identifikasi jenazah.
"Informasinya benar (dibawa hari Sabtu), sudah diurus ke Kedubes, kita kan hanya membantu Kedubes, dikirimnya kemana, kebandara atau mana," tutur Abdul saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/9/2021).
Jenazah Ricardo dapat dibawa setelah dinyatakan teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) pada Senin (13/9/2021) berdasar pencocokan data antemortem dengan postmortem.