Devanda Aditya Hadikuntono: Wadah Pemuda Itu Ya Satu, KNPI Tak Boleh Tercerai-berai
Tiga kubu Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bersepakat islah dan akan menggelar Kongres Bersama pada akhir 2021.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga kubu Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bersepakat islah dan akan menggelar Kongres Bersama pada akhir 2021.
Ketiga kubu KNPI itu ialah kubu Dian Assafri, kubu Noer Fajrieansyah, dan kubu Mustahuddin.
Wakil Ketua Umum DPP KNPI kubu Dian Assafri, Devanda Aditya Hadikuntono menyambut baik rencana islah itu dan berharap segera terwujud.
"Wadah pemuda itu ya satu, KNPI. Tak boleh tercerai-berai. Sebab itu, islah adalah keniscayaan," ungkap Devanda Aditya Hadikuntono, Rabu (20/10/2021).
Devanda mengingatkan, pemuda kekinian jangan sampai kalah dengan pemuda zaman dulu yang berhasil mencetuskan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, kendati mereka berasal dari etnis, daerah, bahasa dan agama yang berbeda-beda.
"Kalau tercerai berai, energi pemuda akan terkuras percuma. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh," tuturnya.
Dengan islah dan menjadi satu KNPI, kata Devanda, maka segenap kekuatan unsur pemuda dapat didayagunakan maksimal untuk membangun negara ini bersama komponen bangsa lainnya, termasuk membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo yang saat ini sedang berjibaku mengatasi pandemi Covid-19.
"Mari kita berikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara, dengan membantu pemerintah. Salah satu prasyaratnya adalah KNPI bersatu," jelasnya.
Pemuda, kata putra mendiang pengamat intelijen Suhendra Hadikuntono ini, adalah agent of change atau agen perubahan.
"Kalau tidak bersatu, bagaimana pemuda bisa melakukan perubahan?" tanyanya.
"KNPI juga sangat penting perannya dalam proses regenerasi kepemimpinan nasional," lanjutnya sambil menyebut alumni KNPI yang berhasil tampil di pucuk pimpinan nasional, tutur Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.
Devanda kemudian mengajak semua kubu KNPI legawa atau ikhlas untuk menggelar Kongres Bersama guna memilih pengurus baru bersama-sama dengan prinsip gotong-royong.
"Semua pihak harus legawa, take and give. Korbanan segala kepentingan kelompok, kedepankan kepentingan bersama, demi masa depan pemuda serta bangsa dan negara," paparnya.
Devanda berharap, dengan adanya islah atau rekonsiliasi, maka mulai 2022 tidak akan ada lagi konflik internal KNPI yang justru akan membuat jalannya roda organisasi berhenti dan tidak bisa berjalan maksimal dalam upaya mendukung negara Indonesia untuk maju, terlebih bangsa ini sedang dituntut untuk lebih solid demi melepaskan diri dari cengkeraman Covid-19.