Penampakan Masjid Terendam Air Laut di Penjaringan, Benarkah Jakarta Mulai Tenggelam?
Jakarta diprediksi oleh berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri akan tenggelam dalam beberapa tahun mendatang.
Editor: Hasanudin Aco
Jakarta Tenggelam 2050
Sebuah laporan yang dipublikasikan oleh perusahaan konsultan risiko Verisk Maplecroft pada Mei 2021 lalu memuat 100 kota di dunia yang menghadapi risiko lingkungan terbesar.
Laporan itu menobatkan Jakarta sebagai kota paling rentan di dunia terhadap risiko lingkungan.
Melansir Time, dari seluruh 100 kota yang menghadapi risiko lingkungan terbesar itu ada 99 kota di antaranya terletak di Asia.
Sementara, 14 kota dari 20 kota paling aman terhadap risiko lingkungan terletak di Eropa.
Dikutip dari Kompas.TV, para peneliti dalam laporan itu menilai 576 kota terbesar di dunia berdasarkan kualitas udara dan air, tekanan panas, kelangkaan air, kerentanan terhadap perubahan iklim dan eksposur lanskap, populasi, ekonomi serta infrastruktur terhadap bahaya alam.
Bahaya alam itu seperti gempa bumi, tsunami dan tanah longsor.
Laporan itu menyebut, sekitar 1,5 miliar orang tinggal di kota yang menghadapi “risiko tinggi atau ekstrim”.
Asia tak cuma merupakan kawasan dengan penduduk paling padat.
Tapi juga semakin menambah tekanan pada sumber air dan menambah polusi dari pembakaran batu bara serta bahan bakar secara meluas.
Namun demikian, kawasan ini juga memiliki sejumlah besar “bahaya alam” yang tertanam pada geografisnya.
Contohnya, sejumlah kota di Jepang berisiko mengalami gempa bumi dan banyak kota di Delta Mekong di Vietnam yang sangat rentan banjir.
Laporan itu menobatkan Jakarta, ibu kota Indonesia yang dihuni oleh 10 juta penduduk, sebagai kota paling rentan sedunia terhadap risiko lingkungan.
Naiknya air laut dan penurunan tanah – karena menipisnya akuifer (=lapisan penampung air tanah) alami di bawah permukaan kota lantaran orang-orang memompa air keluar dari tanah untuk minum dan mencuci – menjadikan Jakarta sebagai kota yang paling cepat tenggelam.