Posko Pengungsian PMI Jakut untuk Korban Kebakaran Plumpang Berakhir Besok
(PMI) Jakarta Utara akan mengakhiri penyediaan posko pengungsian bagi para korban terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang besok
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Johnson Simanjuntak
Sementara itu, Didah mengaharapkan kebijakan dari Pemerintah terkait tempat tinggal untuk kedepannya.
Terlebih, kata Didah, ia mendengar informasi bahwa tenda pengungsian untuk para korban kebakaran dari pihak PMI akan berakhir, pada Rabu (8/3/2023).
"Iya pengennya gimana, pengungsian sampai hari ke berapa kan. Dengar-dengar 5 hari kan. Dengar-dengar hari Rabu terakhir," katanya.
"Kebijakan dari Pemerintah gimana ini. Rumah belum beres. Apa kita di sini. Mau dibikinin tenda atau gimana. Harus gimana ini, masa mau di sini aja. Kita mau kemana," sambungnya.
Lebih lanjut, Didah mengatakan, belum ada komunikasi, baik dari Pemerintah ataupun PMI soal tempat tinggal para pengungsi kedepannya.
"Sama sekali enggak ada rumah. Pada kebingungan," katanya.
Didah berharap, ada bantuan dari Pemerintah, sehingga kediamannya bisa direnovasi dan bisa dihuni kembali.
"Pengennya dibangun lagi, biar utuh rumah. Pengennya buru-buru. Kita juga butuh tempat tinggal," ungkap Didah.
Ia mengaku bekerja. Sedangkan, sang suami berprofesi sebagai pengendara ojek online (ojol).
Meski demikian, Didah mengaku, kondisi ekonomi ia dan sang suami, sudah tak menyanggupi lagi untuk merenovasi rumah dan kontrakannya itu.
"Kondisi keuangan, boro-boro buat ngebangun (rumah dan kontrakan). Sehari-hari juga susah," ungkapnya.
"Rakyat ini gimana, sedangkan rumah habis semua."
Sementara itu, Didah mengatakan, belum ada upaya komunikasi perihal bantuan tempat tinggal itu antara warga dengan Pemerintah.
Namun, lanjutnya, para kepala keluarga baru menemui Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) setempat.
Sebelumnya, Rohayah (53), satu di antara warga yang selamat dari insiden Kebakaran Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023).
Ia ditemui Tribunnews.com, di tenda pengungsian di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI), Jakarta Utara.
Warga RT 6 RW 1, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara itu mengatakan, belum mengetahui sampai kapan akan tinggal di tenda pengungsian.
"Belum tahu. Belum dengar sampai kapan di pengungsian," katanya, saat diwawancarai, Senin (6/3/2023).
"Seandainya udah ada batas waktu (pengungsian). Saya pergi kemana. Rumah rusak," lanjutnya.
Rohayah menjelaskan, kondisi rumahnya tak begitu hancur setelah insiden kebakaran itu.
Adapun hanya atap rumahnya saja yang hangus terbakar si jago merah.
Meski demikian, ia enggan pulang ke rumahnya, karena takut bangunan kediamannya itu roboh.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, dinding-dinding rumahnya retak-retak diduga karena hawa panas saat api berkobar di sekitaran wilayah kediamannya.
"Kalau kondisi rumah enggak begitu hancur," katanya.
"Walaupun rumah masih utuh. Saya juga takut. Takutnya keruntuhan," sambung Rohayah.
Sepasang mata Rohayah tampak berkaca-kaca saat menceritakan ketidaksanggupannya untuk merenovasi rumah.
Hal itu terkait kondisi perekonomian keluarganya yang tidak berkecukupan.
Terlebih, sang suami, Wikaya (56), tidak bekerja karena menderita stroke.
"Saya mikirin ya Allah mau pindah kemana. Kalau diceritain sedih. Masalah ekonomi itu penting sekali," ungkapnya.
"Tidak mampu untuk renovasi rumah. Sedangkan makan sehari-hari aja kurang. Saya mau pulang kemana," lanjutnya.
Rohaya memiliki dua orang anak gadis yang sudah menikah dan seorang anak laki-laki yang masih bujang.
Bebannya semakin berat, ia mengaku, memikirkan rumah kedua anaknya yang juga terdampak insiden nahas itu.
"Sedih. Sedihnya orang tua gimana. Mudah-mudahan Allah kasih jalan yang terbaik," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rohaya menyampaikan harapannya agar Pemerintah ataupun pihak PT Pertamina dapat bertanggung jawab atas insiden kebakaran yang mengorbankan harta bendanya.
"Secepatnya deh ada bantuan. Jangan sampai rakyat ini sengsara. Udah kita sengsara keadaan ekonomi, eh kayak gini. Kita mana mau sih ada musibah, siapa yang mau sih," kata Rohayah.
Baca juga: Polri Ungkap Kendala 8 Jenazah Korban Depo Pertamina Plumpang yang Belum Teridentifikasi
"Tolonglah pihak Pertamina, pihak lain, tolonglah," sambungnya sambil menahan tangis pilu.
Sementara itu, sejak tinggal di tenda pengungsian, Minggu (5/3/2023), Rohaya merasa bersyukur karena mendapat bantuan.
"Alhamdulillah bantuan ada di sini. Sembako, makanan ada. Bantuan tunai belum ada," ucapnya.