Berobat Bayar Rp 2 Juta di Danau Quarry Berujung Maut, Dukun Jadi Tersangka Terancam 5 Tahun Penjara
Buntut pengobatan ritual mandi di Danau Kuari yang tewaskan 3 orang, dukun inisial AN (51) jadi tersangka dan ditahan terancam 5 tahun penjara.
Penulis: Theresia Felisiani
Maka dari itu, Yani tak bisa berbicara banyak mengenai hal tersebut.
Kini, pihak keluarga menyerahkan kasus ini ke kepolisian.
"Lagi pada gak ada yang cowoknya pada ke Bogor," ujarnya
Diberitakan sebelumnya, ritual ini menewaskan tiga orang dengan inisial D (20), B (25) dan C (25) yang tenggelam saat menjalani pengobatan alternatif di Danau Quarry.
Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan, pihaknya meningkatkan status kasus ini menjadi penyidikan.
"Udah kita tingkatkan ke penyidikan, sudah ada yang ditetapkan tersangka atas nama AN (51). Pasalnya 359 KUHP tentang kelalaian," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/7/2023).
Dalam kejadian ini, AN dikenakan pasal kelalaian yang menyebabkan kematian.
"Betul, karena dia yang membawa orang itu (korban) ke danau," ungkapnya.
Saat ini tersangka sudah dibawa ke Mako Polres Bogor.
"Polres, kita bawa ke Polres dia," pungkasnya.
Awal Mula Danau Quarry Dijadikan Tempat Ritual, Bekas Galian Proyek Memakan 3 Korban Jiwa
Ritual yang dilakukan di Danau Quarry, Desa Tegalega, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memakan korban jiwa.
Tiga warga yang berinisial MDP (20), B (25), dan C (25) tewas tenggelam saat menjalani ritual pada Kamis (14/7/2023).
Polisi telah menetapkan dukun berinisial AN sebagai tersangka karena dianggap lalai saat mengkomandoi jalannya ritual.
Ritual yang dilakukan merupakan ritual pengobatan alternatif.
Menurut keterangan warga sekitar, Hendrata, Danau tersebut mulanya merupakan bekas galian dari perusahan Pemjaya Quarry Manggala.
Setelah galian tidak diteruskan selama bertahun-tahun bekas galian tersebut terisi air dan membentuk sebuah Danau yang indah.
Meskipun indah Danau Quarry memang memiliki cerita horor tersendiri bagi warga setempat.
"Bekas galian itu tuh, entah sejak kapan bisa jadi tempat ritual. Yang pasti menurut obrolan banyak orang itu ada penunggunya," ujarnya pada TribunnewsBogor.com.
Menurutnya ritual yang paling terkenal dikalangan masyarakat ketika mengunjungi Danau Quarry ialah meminta kesembuhan.
Permintaan tersebut diperantarai melalui dukun yang konon memanggil pocong dari Danau Quarry tersebut.
"Ritual mau minta kesembuhan orang. Tapi itu dukunnya yang buat, dukunnya yang manggil jin. Jinnya berbentuk pocong kalau kata orang-orang mah," ungkapnya.
Sebelum memakan tiga korban jiwa warga Kecamatan Rumpin, menurut Hendra, Danau Quarry juga pernah memakan korban jiwa warga luar kota.
Sebab menurutnya yang melakukan ritual di Danau milik PT. Pemjaya Quarry Manggala itu bukan hanya warga sekitar saja.
"Pernah ada orang luar kota jatuh sampai meninggal dunia, lagi foto-foto karena tempatnya bagus, mereka main. Kalau soal ritual itu banyak sebenarnya kalau warga sini mah gak semuanya. Tapi luar sini ada aja," terangnya.
Kronologi Ritual Memakan Korban Jiwa
Akhirnya terkuak awal mula ritual maut yang menewaskan 3 orang di Danau Quarry Bogor.
Seperti diketahui, ritual pengobatan alternatif di Danau Quarry, Kampung Nunggaherang, Desa Tegalega, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor memakan korban.
Tiga orang menjadi korban hingga meninggal dunia akibat ritual malam Jumat tersebut.
Mulanya, tujuan menjalani pengobatan alternatif adalah ingin menyembuhkan MDP (20) yang mengalami gangguan jiwa baru-baru ini.
Orang tua MDP pun membawa pria lajang tersebut ke salah satu orang pintar di wilayah Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Demi kesembuhan sang anak, apapun akan dilakukan, kira-kira seperti itulah pemikiran dari orang tua MDP.
Namun, bukannya menghilangkan penyakit, MDP dan dua orang lainnya yang masih memiliki ikatan saudara yakni B dan C (25) justru kehilangan nyawanya akibat ritual maut tersebut.
Ketiganya merupakan warga Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Kejadian itu, diingat betul oleh Jaenudin, yang merupakan kakak kandung dari korban berinisial B, dan masih memiliki ikatan saudara dengan MDP yang hadir dalam ritual malam itu.
Mulanya, MDP datang bersama sang ayah, saudara, dan teman-temannya, jika ditotal sekitar tujuh orang mendatangi orang pintar yang diketahui berinsial AN.
Kemudian AN mengarahkan untuk memandikan MDP di Danau Quarry guna kesembuhan MDP.
"Ke orang itu udah dua kali, mungkin yang pertama itu pemeriksaan awal lah, yang kedua baru ke danau itu, cuma saya yang pertama itu engga ikut," ujarnya saat berbincang dengan TribunnewsBogor.com, Sabtu (15/7/2023).
Baca juga: Pengobatan Alternatif Berujung Maut di Danau Quarry Bogor: Korban Berontak Saat Dimandikan Saudara
Saat sebelum menjalani ritual mandi di Danau Quarry, Jaenudin bertemu dengan ayah dari MDP dan sempat berbincang tentang keadaan MDP.
Karena tahu akan di bawa berobat ke orang pintar dan membutuhkan bantuan, ia pun ikut hadir pada ritual tersebut.
"Bapaknya kalau ngajak langsung sih engga, cuma bilang katanya butuh orang banyak buat bantu baca sholawat," katanya.
Demi kesembuhan saudaranya, Jaenudin pun tak pikir panjang, langsung saja menyusul ke rumah orang yang membuka praktek pengobatan alternatif tersebut di wilayah Cigudeg, Kabupaten Bogor.
"Pas saya ke rumah orang itu udah kumpul, terus engga lama langsung berangkat ke danau. Saya engga tau obrolan apa yang diperbincangkan di sana," katanya.
Tanpa menaruh rasa curiga, Jaenudin pun mengikuti rombongan ke Danau Quarry sekira pukul 22.00 WIB, Kamis (13/7/2023).
Setibanya di danau, ritual pun dilakukan. Kata Jaenudin, ada beberapa rangkaian dalam prosesi ritual yakni mulai dari membakar dupa, dzikir, hingga merendam MDP di danau.
"Di sana itu awalnya bakar buhur, terus kembang, sesajennya lah, cuma saya kurang tau ada apaan aja, sholawatan terus baru dimandiin," katanya.
Dalam menjalankan ritual, AN tak sendiri, tetapi membawa dua orang untuk membantunya.
Seingat Jaenudin, penampilan AN saat itu bergaya layaknya seorang yang agamis.
"Gelap di sana (danau), cuma dia (orang yang mengobati) yang bawa senter. Dia kesana pake peci putih terus pake iketan gitu lah (sorban)," pungkasnya.
Setelah segala sesuatunya sudah siap, MDP pun dimasukkan ke bagian pinggir danau. Ada yang bertugas memegangi dan ada yang bertugas membacakan sholawat.
Akan tetapi, malapetaka itu terjadi, MDP dan dua orang lainnya tenggelam dan ditemukan tewas pada keesokan harinya setelah dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan, Jumat (14/7/2023). (tribun network/thf/Tribunnews.com)