Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polusi Udara Jakarta dan Upaya Sudutkan PLTU Sekitar Ibu Kota

Pengamat menyatakan ada agenda setting yang dibuat untuk memojokkan PLTU di barat Pulau Jawa dengan menyebut sebagai penyebab polusi udara di Jakarta.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Polusi Udara Jakarta dan Upaya Sudutkan PLTU Sekitar Ibu Kota
Tribunnews/JEPRIMA
Suasana aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten, Selasa (28/6/2022). Sejumlah pihak menilai ada upaya penggiringan opini untuk memojokkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada isu polusi udara yang terjadi di DKI Jakarta.   Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio bahkan menyatakan ada agenda setting yang dibuat untuk memojokkan PLTU di barat Pulau Jawa dengan menyebut sebagai penyebab polusi udara di Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pihak menilai ada upaya penggiringan opini untuk memojokkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada isu polusi udara yang terjadi di DKI Jakarta.  

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio bahkan menyatakan ada agenda setting yang dibuat untuk memojokkan PLTU di barat Pulau Jawa dengan menyebut sebagai penyebab polusi udara di Jakarta.

Padahal kata Agus, kajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sama sekali belum pernah menyatakan demikian.

“Saya pikir ini ada agenda setting yang dibuat,” kata Agus dalam diskusi Polemik Trijaya ‘Solusi Polusi Jakarta’ ditulis Rabu (23/8/2023).

Kata dia, banyak informasi bohong atau hoaks yang disebarkan, seperti gambar yang disebut sebagai hasil citra satelit menampilkan warna memerah dari Jawa Barat dan Banten menutupi peta Jakarta.

Padahal gambar tersebut merupakan simulasi buatan, dan bukan hasil tangkapan citra satelit.

“Nah itu bukan hasil satelit, itu kayak hasil simulasi. Jadi sengaja dibuat untuk membingungkan kita, itu hoaks, gak jelas siapa yang buat,” terangnya.

Baca juga: Viral Tornado di Candi Arjuna Dieng hingga Traffic Cone Meleyot Karena Panas, Ini Faktanya

Berita Rekomendasi

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Luckmi Purwandari juga mengungkapkan hal serupa.

KLHK menegaskan bahwa foto citra satelit yang beredar di media sosial mengenai pengaruh emisi PLTU terhadap tingginya polusi udara di Jakarta merupakan hoaks dan dibuat oleh orang tak bertanggung jawab.

“Memang foto itu beredar, dan kami sebenarnya sudah melakukan kajian. Kalau dilihat di website copernicus sentinel-5p satellite menunjukkan bagaimana nitrogen dioksida di udara itu seperti apa,” kata Luckmi.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur & Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan komitmen pemerintah untuk mengatasi polusi udara di Indonesia termasuk DKI Jakarta.

Dia mengatakan sejumlah penelitian mengungkapkan faktor - faktor yang menyebabkan polusi udara. Di Jakarta polusi utamanya terkait Particulate Matter (PM2.5) disumbang oleh sektor transportasi sebanyak 67 persen, industri 26,8 persen dan PLTU sebesar 5,7 persen.

Baca juga: Penggunaan Kendaraan Listrik Secara Masif Solusi Mengurangi Polusi Udara di DKI Jakarta

 Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan operasional PLTU PLN IP telah dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan termutakhir Electrostatic Precipitator (ESP) dan Continuous Emission Monitoring System (CEMS).

Teknologi ini untuk memastikan emisi gas buang dari operasional pembangkitan ditekan semaksimal mungkin.

Sementara ESP merupakan teknologi ramah lingkungan pada PLTU yang berfungsi untuk menangkap debu dari emisi gas buang yang didesain mampu menyaring dan menangkap debu dengan ukuran sangat kecil.

"Berbagai upaya yang dilakukan PLN IP di atas berhasil memperbaiki kualitas udara ambien di sekitar lokasi pembangkit di Jakarta dan Banten. Parameter PM 2.5 di sekitar lokasi pembangkit menunjukkan tren yang cenderung menurun dan masih di bawah Baku Mutu Ambien (BMA) yang ditetapkan pemerintah," kata Edwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas