Kata-kata Provokasi Senior STIP sebelum Korban Tewas, 'Kasih Paham' hingga 'Mayoret Terpercaya'
Polres Metro Jakarta Utara menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus penganiayaan di STIP. Tersangka merupakan taruna tingkat 2 yang berada di TKP.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
Saat diperiksa, Tegar mengaku melakukan penganiayaan karena korban masih mengenakan seragam olahraga.
Pemukulan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan hukuman kepada korban yang masih junior.
Namun, keluarga korban menduga ada motif lain dalam kasus ini.
Paman korban, Nyoman Budiarta, ikut mendampingi keluarga berangkat ke Jakarta untuk menjemput jenazah.
Baca juga: Ini Rekaman CCTV Detik-detik Tubuh Putu Satria Dibopong 5 Taruna STIP Usai Insiden Penganiayaan
Menurutnya, pelaku penganiayaan lebih dari satu orang lantaran senior korban juga ada di TKP.
“Mungkin banyak orang (pelaku). Masih ada pemeriksaan oleh kepolisian," ungkapnya, Sabtu (4/5/2024), dikutip dari TribunBali.com.
Nyoman Budiarta menyampaikan korban diberi kesempatan berangkat ke Tiongkok sehingga membuat seniornya iri hati.
“Informasi dari pembinanya, keponakan saya ini lolos mayoret dan akan dikirim ke China (Tiongkok)," terangnya.
Pihak keluarga berharap pelaku penganiayaan dihukum seberat-beratnya.
Ia juga meminta kepolisian mengusut kasus ini hingga tuntas.
“Hasil autopsi mungkin nanti diungkap di pengadilan. Kami menuntut keadilan, agar tidak ada yang ditutup-tutupi dari kasus ini. Tersangka bisa dihukum seberat-beratnya," tegasnya.
Jenazah sementara berada di RSUD Klungkung, Bali sembari menunggu prosesi upacara Ngaben pada Jumat (10/5/2024) mendatang.
Sebagian artikel telah tayang di TribunBali.com dengan judul Tangisan Pilu Sang Ibu di Peti Mati Putu Satria dan Muncul Dugaan Kecemburuan Senior dan TribunJakarta.com dengan judul Total 4 Senior yang Terlibat Penganiayaan Putu Jadi Tersangka, Semuanya Terancam 15 Tahun Penjara
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (TribunBali.com/Eka Mita)