Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tetangga Sering Bising Karena Rumah Tempat Kumpul Timses Parpol, Warga Cililitan Tutup Akses Jalan

Sidik mengaku menutup tanahnya karena tetangganya itu kerap menjadikan rumahnya tempat rapat salah satu partai politik

Editor: Erik S
zoom-in Tetangga Sering Bising Karena Rumah Tempat Kumpul Timses Parpol, Warga Cililitan Tutup Akses Jalan
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
Warga bernama Puji Rahayu (49) tengah menunjukkan akses jalan di depan rumahnya yang ditutup, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (5/8/2024) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mohamad Sidik (42), warga Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, menutup tanahnya yang menuju rumah Puji Rahayu (49), tetangganya.

Sidik mengaku menutup tanahnya karena tetangganya itu kerap menjadikan rumahnya tempat rapat salah satu partai politik (parpol) sebelum gelaran Pemilu 2024 lalu.

Hal itu terungkap dalam mediasi yang digelar Lurah Cililitan, Sukarya dengan Sidik dan Puji Rahayu beberapa waktu lalu. 

Baca juga: Jasamarga Tutup Akses Keluar Jalan Tol Grogol KM 13 Ditutup Untuk Perbaikan Jalan

“Alasannya, 'Saya merasa kebisingan karena Ibu Puji sering mendatangkan tamu-tamu, karena Ibu Puji itu tim sukses salah satu partai. Jadi sering kumpul. Saya merasa terganggu Pak Lurah, karena saya punya anak kecil’,” ungkap Sukarya mengingat percakapannya dengan Sidik, Senin (5/8/2024).

Oleh karenanya, pada Februari 2024, Sidik menutup sebagian akses jalan tersebut. Harapannya, sepeda motor tidak bisa lagi masuk ke rumah Puji, sehingga tidak banyak orang bertamu.

“Ya akhirnya timbul permasalahan, akhirnya ditutup (setengah) sama Pak Sidik. 'Saya enggak tutup penuh lho, Pak. Cuma, saya berharap, motor enggak lewat situ. Itu saya masih bermurah hati',” tutur Sukarya menirukan perkataan Sidik.

Sementara itu, Sidik merasa penutupan sebagian jalan di depan rumah Puji adalah haknya. Sebab, dia merupakan salah satu ahli waris tanah yang dimiliki ayahnya, Muhammad Ali atau Engkong Ali.

BERITA TERKAIT

Di sisi lain, Puji tetap tidak terima. Kala itu, dia meminta pemangku wilayah mencarikan solusi agar keluarganya bisa kembali mendapatkan akses jalan agar bisa dilalui sepeda motor.

Pada mediasi ketiga, Sukarya sempat bertanya ke Sidik apakah lahan di depan rumahnya ini akan dijual. Harapannya, dapat dibeli oleh keluarga Puji dan permasalahan ini selesai secara kekeluargaan.

Namun, Sidik menegaskan tidak akan menjual lahan tersebut karena mengeklaim bahwa para ahli waris akan melebarkan kontrakan.

“Ini juga Bu Puji enggak mau. Intinya, Ibu Puji itu bersikukuh, pengin tetap jalan motor di situ. Karena alasannya ada orangtua,” tutur dia.

Empat mediasi yang difasilitasi oleh Kelurahan Cililitan pun tidak membuahkan hasil. Masing-masing pihak bersikukuh dengan pendapat masing-masing.

Baca juga: Viral Caleg Gagal di Garut Tutup Jalan di Depan Rumahnya, DPC Gerindra: Mengaku Tanah Milik Keluarga

Puji tetap ingin meminta jalan dibuka agar bisa diakses oleh motor, sedangkan Sidik berkukuh menutup setengah jalan dan tidak akan menjual lahan miliknya itu.

“Saya bilang, ‘Ya diselesaikan dulu deh secara kekeluargaan bagaimana baiknya. Pak Sidik terserah’. Karena saya enggak bisa memaksa (membongkar), karena tanahnya itu ternyata tanah privat, bukan jalan umum,” tambah dia.

Pada mediasi keempat yang juga dihadiri oleh Kasatpel Citata Kramatjati dan Bina Marga Kramatjati, 18 Juli 2024, Sidik menyampaikan ke Sukarya niatnya menutup akses jalan secara penuh.

"Mungkin sudah terlanjur kesal kali ya. Dia sudah kasih jalan setapak, Ibu Puji tetap minta jalan motor,” tutur Sukarya.

Benar saja, tak sampai sebulan dari mediasi tersebut atau Minggu (4/8/2024), akses jalan ditutup secara penuh.

Diberitakan sebelumnya, jalan di depan rumah warga bernama Puji Rahayu ditutup oleh keluarga pemilik tanah, yakni Mohamad Sidik, pada Minggu (5/8/2024).

Baca juga: Klarifikasi Pasutri Adang Truk Sampah karena Gagal jadi RT, Bantah Tutup Jalan: Niat Demi Lingkungan

Mohamad Sidik adalah salah satu ahli waris dari pemilik tanah yang merupakan ayahnya sendiri, Muhammad Ali atau akrab disapa Engkong Ali.

Puji menyampaikan, penutupan ini mengakibatkan dia dan keluarganya terdampak. Setidaknya, ada dua rumah berisi delapan kepala keluarga (KK) dengan jumlah keseluruhan 21 orang yang terimbas penutupan jalan tersebut.

Setelah jalan di depan rumahnya ditutup, Puji Rahayu hanya mempunyai satu akses keluar, yakni melewati rumah tetangganya. Tetangganya ini juga masih mempunyai ikatan keluarga dengan Puji.

Akibat penutupan jalan ini, seorang pria lansia yang merupakan paman atau adik kandung dari ibu Puji tidak bisa lagi berjemur dan berolahraga.

Padahal, ungkap Puji, pamannya memang rutin berolahraga dengan berjalan kaki usai terserang stroke.

“(Sebelumnya) masih suka keluar, ya berjemur. Sekarang bagaimana (setelah ditutup)? Cuma dari tempat tidur, terus ke depan (teras)? Ibu saya kan juga pengin adiknya sembuh (total),” tutur dia.

Selain pamannya, Puji menyebut, masih ada satu lansia lagi yang terisolasi akibat penutupan akses jalan ini. Puji juga merasa kesal karena ada tiga anak yang merupakan keponakannya tidak bisa lagi berangkat ke sekolah imbas penutupan jalan. (Kompas.com/Tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas