Kisah Pilu Rahmat, Banting Tulang Demi Keluarga Berakhir di Pabrik Pakan Ternak
Rahmat semasa hidup harus banting tulang demi keluarga dan rela menjadi pekerja kasar dengan upah Rp100 per hari.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
Pada saat itu, sang istri mengaku banyak bersyukur atas pekerjaan suaminya.
Bahkan, Sinawati menceritakan jika Rahmat sempat mengutarakan keinginannya membeli rumah untuk keluarga saat mulai kembali bekerja.
“Masih banyak PR yang belum ayah kerjain buat keluarga,” terang Sinawati.
Sebelumnya, Karumkit RS Polri Kramat jati Brigjen Pol Prima Heru Yuli Hartono menuturkan pihaknya sudah menerima 12 kantong jenazah insiden kebakaran pabrik pakan ternak PT Jati Perkasa Nusantara di Bekasi.
“Rumah Sakit Bhayangkara Polri telah menerima 12 kantong jenazah dari pukul 12.00 dan rumah sakit sudah membentuk tim untuk melakukan pemeriksaan jenazah dan upaya identifikasi yang melibatkan tim kedokteran forensik, DNA forensik, psikologi forensik dan tim ante mortem,” ucapnya kepada wartawan.
Brigjen Prima menuturkan, proses pemeriksaan jenazah akan melibatkan tim dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta maupun Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Dia memastikan pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan secara teliti.
Baca juga: Viral Sopir Taksi Online Ditonjok Penumpang, Terpaksa Damai, Takut Terduga Pelaku Adalah Polisi
Adapun jenazah yang diterima dalam bentuk body part (potongan bagian tubuh).
“Ya, body part tidak utuh,” lanjut Karumkit. (tribun network/yud/dod/cos)