TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sesmenpora, Wafid Muharam, mengakui mengembalikan uang Rp 10 miliar kepada Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manullang alias Rosa, melalui rekannya seorang pengusaha, Paul Nelwan.

Demikian dikatakan Wafid saat menjadi saksi untuk terdakwa kasus suap proyek Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (3/2/2012).

Wafid yang telah dipidana penjara selama 3 tahun atas kasus yang sama, mengaku menolak begitu saja pemberian Rosa tanpa menanyakan Paul soal maksud pemberian uang miliaran rupiah itu.

"Saya enggak tahu uang apa itu. Tapi itu di Paul Nelwan. Dia bilang, Pak ada uang dari Bu Rosa Rp 10 miliar. Lalu bilang kembalikan saja, saya tidak terima," kata Wafid.

Ia membantah jika uang Rp 10 miliar itu bagian dari fee 2,5 persen dari Rosa atas proyek lainnya. Di sisi lain, ia mengakui meminjam uang Rp 1 miliar dari Rosa juga melalui Paul untuk menalangi kebutuhan program Kemenpora yang belum cair anggarannya.

Menurutnya, uang Rp 10 miliar dan Rp 1 miliar yang dipinjamnya itu tidak ada kaitannya. "(Pinjam uang lewat Paul) sekitar April-Mei 2010," ujarnya.

Apa yang diakui Wafid ini berbeda dengan pengakuan Rosa saat bersaksi di sidang Nazar pada 16 Januari lalu.

Menurut Rosa, Permai Grup mengeluarkan dana mencapai Rp 20 miliar untuk mendapatkan proyek pembangunan Pusat Olahraga di Hambalang dan pelaksanaan SEA Games ke-26 tahun 2011.

Kata Rosa, uang Rp 10 miliar dari Rp 20 miliar digunakan untuk pengurusan pembebasan tanah yang mengalami kendala di Badan Pertanahan Nasional (BPN), karena sertifikat tanahnya belum juga selesai. Dan Wafid telah membagikan uang itu kepada Choel Mallarangeng.

Karena perusahaan Nazar tak mendapatkan proyek Hambalang, Rosa mengaku meminta balik uang Rp 10 miliar tersebut. Uang itu dikembalikan oleh Wafid melalui stafnya yang bernama Lisa.(*)