SBY: Hanya Saya dan Keluarga yang Rasakan Dilema
SBY sempat kebingungan membuat keputusan, setelah diminta para pemilik suara menjadi ketua umum Partai Demokrat.
Penulis: Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat kebingungan membuat keputusan, setelah diminta para pemilik suara menjadi ketua umum Partai Demokrat (PD).
Itu terjadi sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) digelar di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sabtu (30/3/2013),
Kepada ratusan peserta KLB, SBY sampai mencurahkan bagaimana dilematis dan sulit dirinya memberikan jawaban atas permintaan menjadi ketua umum.
"Saudara mungkin tak merasakan yang saya rasakan. Mungkin hanya saya, istri, dan keluarga yang bisa rasakan," kata SBY saat memberikan pidato politik selaku Ketua Umum PD terpilih dalam KLB di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Sabtu malam.
SBY menceritakan, ia sampai dua kali mengumpulkan elite dan 33 Ketua DPD PD, untuk menanyakan ada atau tidaknya opsi lain selain dirinya menjadi ketua umum.
"Saya sadari, partai kita dengan keadaan seperti ini, dihadapkan pada situasi tak mudah. Sementara, memang benar-benar tak ketemu opsi lain, kecuali saya pimpin sementara," ujarnya.
SBY mengaku mendapat banyak permintaan dan SMS dari kader PD, yang berharap dirinya bersedia memimpin partai, hingga kondisi partai kembali normal dan kembali berjaya.
SBY mengaku sulit memberikan keputusan atas besarnya keinginan kader. Ia pun mengaku berada di antara dua pilihan, yakni menolak menjadi ketua umum dengan potensi masalah bagi PD, atau bersedia menjadi ketua umum dengan risiko kembali mendapat serangan dan kritikan. Sebab, selain menjabat tiga posisi strategis di partai, saat ini SBY adalah presiden dari seluruh rakyat Indonesia.
Namun, akhirnya SBY memilih bersedia menjadi ketua umum PD, dengan risiko diserang dan dikritik. SBY menuturkan, bila dihitung untung dan ruginya, sebenarnya ia tidak aman menjadi ketua umum. Namun, di sisi lain, PD akan aman.
"Saya putuskan, biarlah saya dikritik dan diserang daripada Partai Demokrat tambah susah dan menghadapi masalah. Mungkin ini takdir saya. Tapi, mari kita hadapi dan kita berjuang bersama-sama," tutur SBY disambut tepuk tangan peserta KLB. (*)