SBY Jadi Ketua Umum, Elektabilitas Demokrat Belum Tentu Naik
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri, menilai skenario menjadikan Presiden SBY sebagai Ketum Demokrat, merupakan solusi jangka pendek
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri, Gun Gun Heryanto menilai skenario menjadikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, merupakan solusi jangka pendek fase transisi hingga 2015.
Hal tersebut bertujuan untuk menjaga agar konflik internal Partai Demokrat tidak mencuat. Gun Gun mengingatkan, SBY sendiri masih dianggap sebagai simbol pemersatu oleh para kader Partai Demokrat.
Gun Gun menilai, risikonya SBY akan terjebak dengan anggapan pengerdilan perannya di internal partai berlambang mercy tersebut. Tetapi dengan cara seperti itu SBY memang akan lebih mudah mengendalikan partai dan konflik internal, serta mengorientasikan kepentingan politiknya menjadi kepentingan politik partai.
Gun Gun mengingatkan, secara substantif bagi SBY sendiri sangat berisiko. Risiko itu terkait dengan persepsi publik tentang peran-peran SBY kedepan, yakni publik akan melihat SBY seharusnya bermetamorfosis dari presiden menjadi tokoh regional atau internasional.
"Atau dari politisi/birokrat menjadi negarawan. Bukan sebaliknya, mengambil peran segmented jadi ketua umum partai. Yang kedua, dengan menjadi ketua umum partai, SBY sejatinya telah berbagi peran, dengan menjadi presiden dan ketua umum. Hal tersebut tidak sehat," kata Gun Gun wartawan di Jakarta, Minggu (31/3/2013).
Lebih lanjut Gun Gun mengatakan, dia tidak yakin Partai Demokrat bisa naik elektabilitasnya, meskipun SBY telah menjadi Ketum Partai Demokrat. Pasalnya, kondisi saat ini sangat berbeda dengan kondisi pada 2004 dan 2009.
"Berbeda dengan sekarang. SBY dan pemerintahannya sudah dianggap jalan di tempat. Dan banyak agenda terutama penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi yang terbengkalai. Selain itu juga persepsi publik yang kecewa karena SBY banyak mengurusi partai di fase akhir pemerintahannya," kata Gun Gun.
SBY juga harus memperjelas terkait posisinya di sejumlah jabatan lain di Partai Demokrat. Seperti ketua majelis tinggi, ketua dewan pembina, ketua majelis pertimbangan partai. Gun Gun pun lantas bertanya-tanya, apakah semua posisi tersebut akan diborong semuanya oleh SBY atau bagaimana.
"Tentu itu juga menjadi sorotan, karena mengesankan SBY sedang mengkonsentrasikan kekuatan dalam seluruh genggamannya. Terus jika pun dia jadi Ketua umum, posisi Sekjen apakah masih di pegang oleh Ibas. Ini juga akan memantik persepsi publik soal kronisme," kata Gun Gun.