Pengamat: Freddy Numberi dan Taufiq Effendi Haus Kekuasaan
Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah berpendapat dua bekas menteri dari Partai Demokrat yang pindah
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah berpendapat dua bekas menteri dari Partai Demokrat yang pindah ke Gerindra dan menjadi caleg hanya untuk mencari kekuasaan.
"Pastinya mereka itu hasrat berkuasa yang diinginkan. Mereka tidak menyadari kalau sudah masa lewat waktunya berpolitik," kata Iberamsjah ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (22/4/2013).
Sebelumnya diberitakan, dua bekas menteri dari Partai Demokrat yakni Freddy Numberi dan Taufiq Effendi dikabarkan hijrah dari Demokrat bergabung dengan Partai Gerindra dan masuk dalam daftar caleg sementara (DCS) Gerindra yang disetor ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Freddy adalah mantan menteri perhubungan (Menhub) sementara Taufiq Effendi mantan menteri pemberdayaaan aparatur negara (MenPAN) di era pemerintahan SBY.
Menurut Iberamsjah kedua eks menteri itu sudah berusia dan tidak perlu lagi haus berkuasa.
"Lebih baik berikan kesempatan kepada yang muda-muda. Partai itu harusnya memperhatikan yang usianya sudah kepala lima tidak perlu jadi caleg lagi," kata Iberamsjah.
Iberamsjah berpendapat ini bukan soal loyalitas atau kesetiaan kepada partai sebab esensi dari politik itu adalah mencari kekuasaan.
"Begitu tidak mendapat peluang berkuasa maka partai lama ditinggalkan. Kepada rakyat pun mereka tidak setia," kata Iberamsjah.
Lanjut dia ini jelas merugikan Demokrat sebab kader mereka yang sudah lama berkecimpung di politik pergi meninggalkan partai.
"Itu namanya tidak punya kesetiaan moral. Harusnya di politik ada kesetiaan dan loyalitas politik," kata Ibermsjah.
Ditanya bagaimana kalau alasan konflik politik internal partai alasan keduanya meninggalkan Demokrat, Iberamsjah mengatakan hal itu adalah alasan di permukaan saja. "Itu alasan dicari-cari padahal intinya kan mau berkuasa," kata Iberamsjah.