Kenaikan Harga BBM Memperburuk Ekonomi Indonesia
Ecky mengacu pada perekonomian tahun lalu dimana harga BBM bersubsidi tidak jadi naik
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR Komisi XI Ecky Awal Mucharam menjelaskan kenaikan harga bahan bakar minyak(BBM)bersubsidi tidak mempengaruhi perekonomian negara. Ecky mengacu pada perekonomian tahun lalu dimana harga BBM bersubsidi tidak jadi naik, namun pertumbuhan ekonomi mencapai 6,23 persen.
Ecky menjelaskan saat ini perekonomian Indonesia sedang menurun, akibat melemahnya rupiah dan menurunnya IHSG. Menurut Ecky dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi akan memperburuk kondisi ekonomi Indonesia.
"Kondisi makro akan jadi lebih parah, padahal tahun lalu pemerintah tak menaikan harga BBM tapi kita selamat," ujar anggota DPR dari fraksi PKS tersebut, di gedung DPR, Senin (17/6/2013).
Jika harga BBM bersubsidi dinaikkan, PKS menilai pemerintah yang menggagalkan target pertumbuhan ekonomi. Menurut Ecky kenaikan harga BBM menimbulkan dampak pada inflasi dan pelemahan kurs mata uang rupiah.
"Sekarang inflasi tenang, nanti gonjang ganjing, inflasi jadi naik, padahal sebelumnya tenang-tenang aja," jelas Ecky.
Saat ini hanya ada tiga fraksi yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, yakni PKS, Hanura, dan PDI-P. Kendati tiga fraksi tidak setuju, namun pemerintah berhak menaikkan harga BBM bersubsidi.
Pemerintah menunggu menaikkan harga BBM bersubsidi jika postur APBN-P 2013 yang menyangkut anggaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) disetujui. Pasalnya untuk menaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah ingin menyiapkan bantuan sosial berupa BLSM tersebut, sebagai kompensasi untuk masyarakat miskin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.