Narapidana yang Kabur Kurir Noordin M Top
Fadli Sadama bin Mahmudin alias Fernando alias Buyung alias Adek (31 tahun) masuk dalam kategori teroris paling berbahaya.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Fadli Sadama bin Mahmudin alias Fernando alias Buyung alias Adek (31 tahun) masuk dalam kategori teroris paling berbahaya.
Kurir gembong teroris asal Malaysia Noordin M Top itu masuk dalam sembilan teroris yang kabur saat napi penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara rusuh dan membakar LP tersebut, Kamis lalu.
"Semua teroris juga berbahaya. Tapi ada satu Fadli Sadama. Indikasinya iya," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol (Pun) Ansyaad Mbai di Kementerian Bidang Politik Hukum dan HAM, Jakarta, Jumat (12/7).
Menurut Ansyaad, Fadli kabur merupakan satu dari lima teroris yang melarikan diri saat napi membakar Lapas Tanjung Gusta.
Fadli merupakan napi teroris pelaku perampokan Bank CIMB Niaga, Jalan Aksara, Medan, 18 Agustus 2010.
Dia juga diduga memasok senjata ke Malaysia. Fadli pun diketahui selaku penasihat kelompok Mujahidin Indonesia wilayah Medan, dan berafiliasi dengan Jemaah Islamiyah.
Fadli Sadama, masih berusi 28 tahun, saat terlibat kasus perampokan Bank CIMB Niaga. Ia menjadi satu dari ratusan narapidana LP Klas I Tanjung Gusta, Medan yang meloloskan diri saat terjadi kerusuhan dan pembakaran di LP tersebut, Kamis malam (11/7). Achmad Michdan selaku Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) mengaku telah mendengar berita tersebut.
"Tadi pagi kami sudah melakukan konfirmasi dengan teman-teman TPM di Medan, katanya ada sekitar 8 orang yang melarikan diri termasuk Fadli Sadama, tetapi sekarang sedang didalami," kata Achmad Michdan kepada voa-islam.com.
Sempat beredar kabar Fadli tertembak dan syahid, namun TPM selaku penasihat hukum Fadli menegaskan kabar tersebut belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. "Sedang dicek kebenarannya, sebab ketua TPM Medan sedang di Jakarta dan baru saja meluncur ke Medan. Jadi ketika saya minta informasi belum mendapat konfirmasi," ujarnya.
Sosok Fadli Sadama di mata aparat memang begitu ditakuti. Ia memiliki tingkat kecerdasan sangat tinggi, meski ia hanya tamatan SMA di Pekanbaru, Riau. Dia juga jago teknologi informasi, dan teknik komputer yang dipelajarinya secara otodidak. Ia juga terampil berbahasa Inggrisnya.
Fadli Sadama tertangkap saat berencana menuju sebuah kamp bernama Darussalam yang khusus digunakan para mujahidin dari wilayah Asia untuk berlatih dan saling berbagi keterampilan di Pattani, Thailand Selatan. Fadli berencana menuju kamp itu melalui jalur Johor Bahru namun tertangkap dalam operasi rutin aparat Malaysia 13 Oktober 2010, dua bulan setelah perampokan CIMB Niaga.
Ia kemudian dideportasi dari Malaysia ke Jakarta menumpang pesawat MH 723 Sabtu 4 Desember 2010 pukul 17.30.
Fadli dijerat atas sejumlah tindakan pidana. Majelis Hakim PN Medan yang diketuai Agus Rumekso, 27 September 2011, memvonis terdakwa teroris Fadli Sadama dengan hukuman 11 tahun penjara karena dituduh terlibat dalam kasus perampokan Bank CIMB Niaga.
Fadli yang juga dikenal sebagai kurir gembong teroris Noordin M Top, ahli bom asal Malaysia yang tewas dalam baku tembak sekitar 9 jam kontra Densus 88 di sebuah rumah di Desa Kepuhsari, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, 17 September 2009.
Fadli dikenal juga sebagai raja perampokan tercatat terlibat perampokan Bank Lippo pada 2003, perampokan di Bireun Aceh 2008. Dan bersama Noordin M Top ikut membiayai aksi ledakan bom JW Marriot pada 2003. Bersama rekannya Toni Togar, Fadli juga ikut merencanakan perampokan Bank CIMB Niaga Medan.
Dari mereka yang kabur, selain Fadli juga terdapat pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan. "Mereka kebanyakan anak buah Toni Togar," ujar Anysaad.
Namun lima narapidana terorisme yang kabur dari LP Tanjung Gusta, Medan sudah berhasil diamankan kembali. Demikian diungkapkan Kepala Bagian Produksi dan Dokumentasi Divisi Humas Polri Kombes Pol Hilman Thayib di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat.