Wakapolri Berharap Pencuri Mengira Dinamit Sebagai Dodol Garut
Hilangnya 250 buah dinamit dalam perjalanan dari Subang ke Bogor, masih terus dicari polisi.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hilangnya 250 buah dinamit dalam perjalanan dari Subang ke Bogor, masih terus dicari polisi.
Lalu, bagaimana dengan antisipasi jelang pengamanan Lebaran? Di mana polisi mendirikan pos-pos pengamanan?
Wakapolri Komjen Nanan Sukarna mengatakan, tanpa ada perintah dari atasan pun, polisi di pos-pos penjagaan akan meningkatkan kewaspadaan, supaya tragedi bom panci di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya bisa diantisipasi.
“Kalau antisipasi, tidak usah diajarin. Itu sudah pasti. Seluruh kepolisian, mau dia personal, mau dia Polsek, Polres, Polda, sudah pasti antisipasi. Itu pelajaran kami pertama dulu, antisipatif tanpa harus perintah,” kata Nanan saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2013).
Nanan memaparkan, bila ada polisi yang tidak waspada, tentu saja risiko senantiasa mengintai.
"Kalau ada yang lalai, itu risiko. Kami ingin semua level kepemimpinan sudah alert dari awal,” harapnya.
Nanan meyakini, orang Islam merupakan rahmatan lil alamin. Sehingga, orang Islam yang benar tidak akan mengganggu masyarakat yang mudik serta polisi yang berjaga, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Ingat loh ya, polisi jaga pos bukan buat menangkapi masyarakat, tapi buat memberikan pelayanan pengamanan. Masa orang berbakti mau dizalimi? Jadi saya menyadarkan, ayo dong orang Islam tampilkan rahmatan lil alamin itu,” tuturnya.
Mengenai hilangnya 250 dinamit, Nanan berharap pelakunya salah mengambil.
“Kalau yang mengambil dinamit salah karena dianggap dodol Garut, ya tidak masalah. Mudah-mudahan dia salah mengambil, dikiranya dodol Garut, ternyata dodol dinamit,” selorohnya. (*)