Bupati Empat Lawang Bantah Beri Suap Akil Mochtar
udi terpantau keluar markas Abraham Samad Cs sekitar pukul 20.21 WIB, ditemani enam orang ajudannya
Penulis: Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Empat Lawang, Sumatera Selatan, Budi Antoni Aljufri membantah pernah memberikan sejumlah uang kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar terkait penanganan sengketa pemilihan bupati di MK. Dia juga membantah pernah menghubungi orang dekat Akil, Muchtar Effendi guna menjembatani dirinya ke Akil Mochtar.
"Enggak ada, enggak ada," kata Budi saat dikonfirmasi usai menjajalani pemeriksaan di kantor KPK, Jakarta, Kamis (1/11/2013) malam.
Budi terpantau keluar markas Abraham Samad Cs sekitar pukul 20.21 WIB, ditemani enam orang ajudannya. Dia diperiksa selama 11 Jam.
Kepada wartawan Bupati yang merupakan kader Partai Golkar itu, mengaku hanya dikorek seputar penanganan sengketa Pilbub di MK.
"Cuma ditanya fakta persidangan Pilkada Empat Lawang di MK," kata Budi yang mengenakan kemeja putih seraya berjalan menuruni tangga halaman kantor KPK, Jakarta.
Lebih jauh, saat mau dikonfirmasi wartawan, sempat terjadi kericuhan. Pasalnya, salah seorang ajudan Budi terus menghalang-halangi wartawan agar segera menyudahi wawancara. Namun, usai kericuhan terlerai, Bupati Budi sudah keburu masuk mobil Inova Putih bernomor polisi B 1817 WFJ.
Juru Bicara KPK, Johan Budi mengatakan Budi diperiksa dalam kapasitas sebagai saksi untuk tersangka Akil Mochtar.
Meski mengakui sengketa Pilkada Empat Lawang terendus praktek suap dan sudah menggeledah rumah serta kantor Budi, KPK sampai saat ini belum menyimpulkan apa peran Budi dalam perkara tersebut.
"Belum ada kesimpulan. hari ini yang bersangkutan (Budi) baru dipanggil dan dilakukan pemeriksaan sebagai saksi," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di kantornya, Jakarta, Jumat petang.
Dalam penyidikan perkara tersebut, KPK baru menetapkan Akil Mochtar sebagai tersangka penerima suap. Tetapi, Johan mengaku belum tahu berapa jumlah suap yang diduga diterima Akil.
Adapun soal penggeledahan, Johan mengaku, satgas KPK mencurigai di rumah dan kantor Budi ada jejak-jejak tersangka Akil Mochtar.
Jejak, kata Johan hanya pengistilahan bahwa ada kaitannya dengan kasus yang diselidiki berkaitan dengan tersangka Akil Mochtar. Karena itu pihaknya, akan mendalami terus siapa pemberi suap tersebut.