Sekjen PBB: Waspadai Provokasi Konflik Palestina-Israel
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, meminta dunia internasional mendukung perdamaian Palestina-Israel.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Ban Ki Moon, meminta dunia internasional mendukung perdamaian Palestina-Israel.
Pesan tersebut disampaikan Ban pada Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang diperingati pada 29 November 2013.
"Hari solidaritas yang dirayakan tiap tahun ini merupakan kesempatan untuk merefleksikan situasi kritis yang dihadapi oleh rakyat Palestina dan untuk mempertimbangkan kontribusi kolektif serta tanggung jawab kita sebagai pemerintah, organisasi internasional atau organisasi masyarakat sipil dalam hal pencapaian perdamaian Israel-Palestina," ujar Ban ketika pesannya dibacakan di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Ban mengatakan, peringatan tahun ini berlangsung ketika negosiator Israel dan Pelestina sedang bekerja sama untuk mencapai penyelesaian damai dan komprehensif yang disepakati atas semua masalah status permanen.
"Saya meminta masyarakat internasional untuk mendukung pihak-pihak dalam upaya ambisius ini, untuk memenuhi solusi dua negara, mengakhiri konflik. Semua pihak harus bertindak seara bertanggung jawab dan menahan diri dari tindakan yang merusak prospek perundingan yang sukses," ajak Ban.
Ban sendiri menyambut baik dengan langkah Israel yang melepaskan tahanan-tahanan Palestina sebagai bagian dari persetujuan untk memperbaharui perjanjian.
Namun Ban tetap khawatir terhadap aktivitas pembangunan pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki Israel tetap berlanjut.
"Pengumuman akan dibangunnya ribun unit rumah baru tidak sejalan dengan tujuan dari solusi dua negara dan beresiko akan gagalnya negosiasi," ungkapnya.
Menurut Ban, pembangunan pemukiman merupakan pelanggaran hukum internasional dan menghambat perdamaian. "Semua kegiatan pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur harus dihentikan," tegas diplomat Korea Selatan itu.