Kalau Tidak Ada Tsunami Politik PDIP dan Golkar Elektabilitas Tertinggi
Jangan sampai ada gempa tsunami politik. Kalau tidak gempa tsunami politik, posisi PDIP dan Golkar tidak ada perubahan
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda menyatakan PDI Perjuangan dan Partai Golkar diprediksi tetap akan menempati posisi teratas elektabilitas sampai pemilihan umum. Namun, ada momentum yang harus dijaga oleh kedua partai tersebut.
"Jangan sampai ada gempa tsunami politik. Kalau tidak gempa tsunami politik, posisi PDIP dan Golkar tidak ada perubahan," kata Hanta di Jakarta, Kamis (17/12/2013).
Hanta menuturkan, tsunami politik tersebut adalah kasus korupsi yang menjerat para kader partai. Sebab menurutnya, jika parpol tersangkut korupsi tentu akan berpengaruh terhadap citra.
"Masyarakat menilai faktor paling berpengaruh terhadap kegagalan partai adalah korupsi," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Pol-Tracking Institute merilis survei nasional terbarunya. Dalam survei yang bertajuk 'Membaca Kecenderungan Sikap dan Perilaku Pemilih dalam Pemilu Legislatif 2014' menemukan stabilnya elektabilitas dari PDI Perjuangan dan Partai Golkar.
Aria Budi, Peneliti Pol-Tracking mengatakan, PDI Perjuangan berdasarkan survei Pol Tracking berhasil mendapatkan elektabilitas sebesar 18,5 persen, dibawahnya ada Partai Golkar dengan elektabilitas 16,9 persen. "PDIP dan Golkar cenderung stabil elektabilitasnya, yaitu mendapatkan dua digit," kata Aria.
Aria menuturkan, ada partai yang stabil, tentu juga ada partai yang tak stabil. Menurutnya, untuk partai yang tak stabil adalah Demokrat dan PKS jika memperhatikan hasil pemilihan umum 2009.
"PD menurun drastis dari 20,85 persen pada pemilu 2009 menjadi saat ini 8,8 persen. Sedangkan PKS dari 7,88 persen di pemilu 2009 kini 2,9 persen," tuturnya.
Sementara, posisi keempat elektabilitas berdasarkan survei Pol Tracking adalah Gerindra dengan 6,6 persen, PKB 4,6 persen, Hanura 3,5 persen, PPP 3,4 persen, PKS 2,9 persen, Nasdem 2,1 persen, PAN 2 persen, PBB 0,7 persen, dan PKPI 0,1 persen.