Anita Wahid: Masyarakat Salah, Gus Dur Bukan Pembela Kaum Minoritas
Putri Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Anita Wahid, menilai selama ini masyarakat Indonesia salah mengenal sosok ayahnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Anita Wahid, menilai selama ini masyarakat Indonesia salah mengenal sosok ayahnya.
Menurut dia, sang ayah yang akrab disapa Gus Dur itu, bukan tokoh pembela kaum minoritas seperti yang diasumsikan banyak orang.
"Begini ya, sebenarnya masyarakat selama ini salah tanggap mengenai sosok Gus Dur. Dia itu sebenarnya bukan membela kaum minoritas," kata Anita saat ditemui usai peryaan hari jadi ke-88 NU di Gedung PBNU Jakarta, Jumat (31/1/2014) malam.
Anita menuturkan hal itu, sebagai tanggapan terhadap warga etnis Tionghoa yang rindu sosok Gus Dur pada perayaan Imlek.
Di Wihara Petak Sembilan misalnya, beberapa pengurus wihara berharap akan terpilih sosok seperti Gus Dur pada Pemilu 2014. Anita melanjutkan, ayahnya sebenarnya adalah tokoh yang membela dan menjunjung tinggi kesetaraan.
Hanya, karena kaum minoritas selalu diposisikan berada di bawah kaum mayoritas, maka Gus Dur selalu melakukan upaya untuk membela mereka.
Tujuannya tidak lain adalah agar tercipta kesetaraan antara kaum minoritas dan kaum mayoritas.
"Jadi kalau misalnya saat itu posisinya kaum mayoritas yang tertindas, maka pasti Gus Dur juga akan membela kaum mayoritas, supaya tercipta kesetaraan," jelas Anita.
Karenanya, kata dia, kalau ingin mencari tokoh seperti Gus Dur di Pemilu 2014, Anita menilai masyarakat Indonesia harus mencari tokoh yang menjunjung tinggi kesetaraan.
Dengan begitu, kata Anita, setiap masyarakat nantinya dapat berdiri setara, mendapatkan perlakuan yang adil dan jauh dari ancaman diskriminatif. Namun ketika ditanya siapa calon presiden saat ini yang dapat meneruskan perjuangan Gus Dur itu, Anita enggan menjawabnya.
"Intinya dari capres-capres yang sudah bermunculan sekarang ini, ukur saja dari hal itu, bagaimana dia bisa menjunjung tinggi kesetaraaan," kata dia.