Inilah Jam Terbang Hatta Radjasa di Pemerintahan yang Jadi Aset Politik PAN
Inilah pengalaman Hatta Radjasa mengelola negara yang jadi aset politik PAN.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Agung Budi Santoso
Lalu di awal periode 2004-2009, Hatta menjadi Menteri Perhubungan, dengan salah satu prestasi meletakkan poin-poin reformasi sektor perhubungan publik yang saat itu kerap dilanda kecelakaan pesawat terbang hingga kapal laut.
Hatta lalu diangkat menjadi Mensesneg, hingga kemudian di periode 2009-2014, Hatta menjadi Menko Perekonomian. Di posisi ini, Hatta banyak bekerja memastikan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional tetap baik di tengah krisis global.
Namun, menurut Arya, PAN tampaknya kurang mensosialisasikan prestasi Jatta itu ke hadapan publik luas, khususnya ke para pemilih tradisional PAN, yakni anggota Muhhamadiyah dan masyarakat Muslim perkotaan.
Dia mengakui PAN mungkin berada dalam sebuah dilema karena memiliki sosok Amien Rais, pendiri PAN, yang masih ada di partai itu. Hanya saja, dia menilai hal itu sebaiknya tak jadi penghalang bagi kader partai itu untuk menunjukkan kinerjanya melalui prestasi Hatta di pemerintahan sejak 2001 lalu.
"Tentu PAN harus memiliki cara cerdas untuk tetap mempromosikan prestasi itu," kata Arya.
Hatta sendiri sudah digadang-gadang oleh sejumlah lembaga survei dan partai politik sebagai capres atau cawapres potensial di pemilu 2014. Bahkan sejumlah kader Partai Gerindra tak segan menyebut Hatta sebagai salah satu kandidat bakal cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo. Sementara di sisi lain, nama Hatta juga masuk radar PDI Perjuangan sebagai bakal cawapres.
Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad H.Wibowo menjelaskan posisi PAN saat ini masih sama, yaitu menjalankan keputusan Rakernas 2011 dimana Hatta akan dicalonkan sebagai Capres. Jadi, belum ada keputusan tentang pasangan Hatta, termasuk apakah dia sebagai cawapres, atau bakal cawapresnya bila tetap menjadi capres PAN.
"Semua itu akan diputuskan setelah pileg," kata Dradjad.
Hanya saja dia tak menolak bila komunikasi untuk menyamakan visi dan misi terus dilakukan dengan semua pihak. Baik dengan Aburizal Bakrie dari Golkar, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Prabowo, Pramono Edhie dari Partai Demokrat, Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB, dan Wiranto dari Hanura."Komunikasi itu dilakukan semua," imbuh Dradjad.