Jadi Gubernur, Ahok Perlu Pendamping yang Piawai Berkomunikasi Politik
Bila Ahok terpilih menggantikan Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta, ditengarai turbulensi politik bakal meningkat.
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inisiator relawan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Pro Jokowi, Fahmi Habsyi menilai, Basuki Tjahaja Purnama perlu didampingi tokoh yang mempuni dalam komunikasi politik. Sebabnya, bila Basuki alias Ahok terpilih menggantikan Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta, ditengarai turbulensi politik bakal meningkat.
"Tidak semua bisa paham dan menerima visi dan niat Ahok untuk benahi Jakarta. Tanpa dukungan DPD PDIP DKI Jakarta, Ahok bakal menjadi gubernur seperti film the lone ranger," ucap Fahmi di Jakarta, Jumat (14/3/2014).
Menurutnya, permasalahan Ibu Kota yang kompleks membutuhkan sosok yang mampu membentengi kebijakan pemerintahan Jakarta yang handal. "Ahok ini terkadang sumbu pendek. Maka itu memerlukan sosok mampu berkomunikasi dengan parlemen, partai politik, dan elemen masyarakat," kata Aktivis Universitas Indonesia 1998 itu seraya menyebut, sosok Boy Sodikin layak mendampingi Ahok.
"Saran saya, Ahok dikawal Boy Sadikin demi melanjutkan visi futuristik untuk Jakarta," imbuhnya.
Sebelumnya, Ahok menyatakan, sosok tokoh PDIP yang layak menggantikan Jokowi di Jakarta. Sosok pilihan Ahok itu bernama Rieke Diah Pitaloka.
"Ibu Rieke itu sudah aku kenal lama. Dari dulu di sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) itu berjuang bersama," kata Ahok.
Ia menambahkan, Rieke dianggap sebagai Politisi yang pro rakyat, dan mendukung Jakarta dalam kebijakan jaminan kesehatan. "Tapi ada juga nggak sepahamnya misalnya soal buruh," paparnya.