M Zairin Ditangkap KPK, Tidak Ada Lagi Uang Mingguan
Penangkapan M Zairin dan Bupati Bogor Rahmat Yasin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi perbincangan hangat
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penangkapan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, M Zairin dan Bupati Bogor Rahmat Yasin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi perbincangan hangat para pegawai di instansinya.
Sejumlah pegawai mengaku terkejut dan menyayangkan penangkapan atasannya oleh KPK. Salah satu pegawai dinas pertanian dan kehutanan, Martina, mengatakan bahwa tiga jam sebelum ditangkap M Zairin berada di ruangannya.
"Saya kaget karena sebelumnya ketemu beliau di kantor. Beliau sedang bekerja, kalau tidak salah sedang mendisposisi surat, dan malamnya dapat berita pak Kadis ditangkap di Sentul sekitar jam empat lebih," ujar Martina.
Martina juga mengatakan kekagetan para pegawai karena selama kepemimpinan M Zairin tidak ada yang ganjil dan tidak pernah terindikasi masalah hukum. "Selama tiga tahun kepemimpinanya dinas ini lurus-lurus saja, semua program jalan," ujar Martina.
Menurut Martina, M Zairin juga jarang makan di luar termasuk di Sentul, setiap siang kepala dinas kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat ini makan di kantor.
Sementara itu pegawai lainnya di dinas pertanian dan kehutanan menyayangkan penangkapan M Zairin karena beliau sering memberikan uang setiap seminggu sekali, terutama kepada pegawai golongan rendah.
"Sekarang setiap ketemu sesama pegawai pasti ngomongnya uang mingguan yang sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Sebelumnya, M Zairin ditangkap KPK di sebuah restoran di kawasan Sentul bersama pihak swasta berinisial FXY. Setelah menangkap M Zairin KPK juga menangkap Bupati Bogor Rahmat Yasin di rumahnya terkait pengusutan izin rancangan umum tata ruang di Bogor, Puncak, dan Cianjur.