HKTI Dukung Jokowi-JK
Dukungan HKTI kepada Jokowi-JK merupakan hasil rapat pimpinan nasional ke-3, yang berlangsung pada hari Minggu 15 Juni 2014. Acara pemberian dukungan
Oleh HKTI, Jokowi dinilai membela petani dan punya program jelas untuk memajukan pertanian Indonesia.
Jakarta - Organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) secara terbuka menyatakan mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai pasangan presiden dan wakil presiden dalam pemilihan presiden yang akan datang. Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum HKTI Oesman Sapta, Senin 16 Juni 2014 lalu.
Harian Kompas menulis pernyataan Oesman Sapta yang menegaskan bahwa 65 persen masyarakat Indonesia bekerja sebagai petani, buruh, dan nelayan.
"Jika ingin memakmurkan bangsa Indonesia, harus memakmurkan petani. Kami mendukung Jokowi-JK karena pasangan ini berpihak kepada petani," kata Oesman.
Dukungan HKTI kepada Jokowi-JK merupakan hasil rapat pimpinan nasional ke-3, yang berlangsung pada hari Minggu 15 Juni 2014. Acara pemberian dukungan kepada Jokowi-JK dihadiri ribuan anggota HKTI. Jokowi yang hadir dalam acara itu memberikan sambutan dengan mengatakan bahwa dia mengerti betul kehidupan petani.
Jokowi bertekad menyelesaikan kelangkaan pupuk, pestisida dan benih. Jokowi juga bertekad memperbaiki irigasi dan membangun bendungan. Selain itu Jokowi juga mengucapkan terimakasih kepada HKTI, kepada Ketua Umumnya Oesman Sapta dan petani-petani yang mendukungnya. "Ini merupakan dukungan riil dari massa riil, ini bukan dukungan para elite, tetapi dukungan nyata petani kepada Jokowi-JK," kata Jokowi.
Sekretaris Jenderal HKTI, Benny Pasaribu dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa Prabowo telah lakukan kebohongan publik. Prabowo berbohong karena mengaku-aku sebagai Ketua Umum HKTI. Benny Pasaribu mengatakan hal itu kepada wartawan beritasatu.comyang meliput acara Rapimnas dan Peringatan HUT HKTI yang ke-41 yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, Senin 16 Juni 2014.
"Di HUT ke 41 ini, kami tegaskan kepada Bapak Prabowo Subianto, bahwa tindakan mengaku-aku sebagai ketua umum HKTI adalah tindakan tak patut dan keliru yang bisa menimbulkan keresahan dan ketidaktenangan di kalangan pengurus dan anggota HKTI," tegas Benny.
"Tindakan itu juga patut diduga pelanggaran hukum dan kebohongan publik," tandasnya.
Benny menjelaskan bahwa ketua umum pertama HKTI adalah Martono, lalu digantikan HM Ismail, lalu diikuti Siswono Yudohusodo yang bertugas hingga 2004. Sejak 2004 hingga 2009, Prabowo Subianto memang menjabat sebagai Ketua Umum HKTI. Namun setelah 2009, Oesman Sapta lah yang menjadi Ketua Umum, bukan Prabowo Subianto.
Benny melanjutkan, hanya ada satu organisasi HKTI yang diakui dan disahkan pemerintah berdasarkan SK Kemenkumham dan putusan kasasi MA tahun 2013.
"Yakni HKTI yang ketua umumnya Oesman Sapta dan Sekjen Benny Pasaribu," tegasnya. (skj) (Advertorial)