HTI Gelar Aksi Massa Tuntut Pembuat Karikatur ISIS Dihukum Berat
Karikatur di harian The Jakarta Post yang mengkritik penggunaan simbol agama dalam aksi kekerasan ISIS, kembali menuai protes.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karikatur di harian The Jakarta Post yang mengkritik penggunaan simbol agama dalam aksi kekerasan organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kembali menuai protes.
Padahal, redaksi The Jakarta Post telah membuat permintaan maaf dan menyatakan menarik karikatur editorial yang dimuat pada halaman tujuh tersebut.
Protes termutakhir, dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Sebanyak 26 orang anggota HTI, menggelar aksi demonstrasi di depan kantor redaksi The Jakarta Post, Jalan Palmerah Barat, No 142-143, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
"Tidak cukup permintaan maaf dan pencabutan karikatur. Pelaku dan penanggungjawabnya harus dihukum setimpal. Mereka harus diproses secara hukum," kata Koordinator Aksi HTI Ustaz Satria, dalam orasinya.
Ia mengatakan, proses hukum itu patut dilakukan karena karikatur tersebut dibuat dan termuat secara sengaja dalam surat kabar harian berbahasa Inggris tersebut.
"Berbeda kalau karikatur itu dibuat dan termuat secara tidak sengaja. Proses hukum itu juga dimaksudkan agar semua pihak tidak lagi mengidap "penyakit" Islamphobia," tandasnya.
Untuk diketahui, karikatur itu menuai kecaman keras karena memasukkan gambar bendera hitam bergambar tengkorak dan tulang ala bajak laut, dengan tulisan berlafal "la ilaha illallah" di atasnya dan di dalam tengkorak bertulisan "Allah, rasul, Muhammad".