Mudah Dilacak, Penyandang Dana Teroris Kini Manfaatkan Kurir
Selain itu, Ridlwan juga mengatakan kelompok teroris membatasi aksi kriminal untuk pengumpulan dana teroris
Penulis: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyumbang kegiatan teroris kini menghindari transfer elektronik. Hal itu dikarenakan penggunaan transfer elektronik dapat memudahkan pelacakan aparat penegak hukum.
Demikian dikatakan peneliti Kajian Stratejik Intelijen (KSI) Universitas Indonesia Ridlwan Habib saat Livechat Tribunnews.com, Kamis (28/8/2014).
"Transfer elektronik mudah dilacak. Kini sama sekali tak ada transfer elektronik," kata Ridlwan.
Akhirnya, ujar Ridlwan, kelompok tersebut menggunakan kurir serta dana langsung dalam membiayai kegiatan terorisme. Selain itu, Ridlwan juga mengatakan kelompok teroris membatasi aksi kriminal untuk pengumpulan dana teroris.
Pasalnya, mereka kini mengetahui aksi tersebut merusak strategi utama berupa ancaman teror. "Sudah tidak merampok lagi buat pendanaan," imbuhnya.
Apalagi aksi perampokan masuk dalam delik pidana yang diatur oleh KUHP. Keberadaan mereka, lanjutnya, juga cepat terlacak polisi. "Banyak yang akhirnya tertangkap duluan sebelum melakukan aksi. Sekarang pakai strategi silent," ujarnya.
Peneliti asal UI itu menyebutkan kelompok teroris kini melakukan penggalangan internal berupa donasi untuk pembiayaan aksi. "Jadi seseorang yang bergabung, memberikan hartanya. Hartanya jadi harta bersama. Kalau kaya, mereka share untuk jamaah," imbuh Ridlwan.
Ia mencontohkan bila jemaah kelompok mereka berjumlah 1 juta orang. Dimana perbulan setiap anggota diharuskan berinfaq sebesar Rp200ribu. "Berapa yang didapat? Cukup besar, apalagi ini mengedepankan perubahan ideologi," tutur Ridlwan.