Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curhat Eva Kusuma Sundari Gagal Jadi Menteri: Pak Jokowi Ragu Tidak Dapat Dukungan BIN

Basuki atau Ahok mengaku tahu persis kiprah Eva, Rieke, dan Maruarar atau Ara dalam mendukung Jokowi menjadi presiden.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Curhat Eva Kusuma Sundari Gagal Jadi Menteri: Pak Jokowi Ragu Tidak Dapat Dukungan BIN
TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA
Politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari 

Eva melihat ada ketidakadilan, apalagi jika dibandingkan Susi Pudjiastuti yang ditunjuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Sepengetahuannya, kata Eva, suami Susi adalah Christian von Strombeck, warga negara Belanda. Menteri Luar Negeri (Menlu) pada pemerintahan lalu, Marty Natalagewa, beristrikan, Sranya Bamrungphong, seorang warga negara Thailand.

"Susi sing (yang) suaminya bule, malah diangkut. Aku sing sampai mati dari awal, malah nggak dipilih. Ragu-ragu gara-gara nggak dapat dukungan intel-intel itu," kata Eva.

"Suamiku orang Timtim, masa Indonesia yang terancam. Seharusnya, kalau takut, takut-lah kepada Amerika atau Arab Saudi yang punya kekuatan hegemoni dunia," ujarnya.

Eva merupakan anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014. Pada Juli 2012, ia diadukan ke Badan Kehormatan (BK) DPR sebuah LSM yang mempermasalahkan perkawinannya dengan Jose Antonio Amorim Dias, diplomat Republik Timor Leste.

Bagi Eva, kekhawatiran terhadap nasionalismenya sudah sampai taraf tidak wajar dan berlebihan. "Aku mau ke BIN. Kalau memang begitu, berarti itu paranoid. Seharusnya Jokowi punya sikap, tapi mungkin belum berani," katanya.

Seharusnya, menurut Eva, seseorang diukur dari kinerjanya. Apalagi, di awal meniti karier di DPR, Eva rela berpisah dari suaminya.

 "Selama aku di DPR, aku full mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan NKRI, termasuk mengurus masalah PKI. Aku juga urus Ahmadiyah, aku turun sendiri ke lapangan dan nggak ada intel yang bantu. Setelah semua itu, masa nasionalisme aku masih diragukan," katanya.

Berita Rekomendasi

Eva menegaskan, dirinya kecewa bukan karena tidak terpilih menjadi menteri, melainkan karena alasan dirinya tidak layak menjadi menteri.

"Kok aku nggak diperlakukan secara fair. Kok yang perempuan dipersoalkan, yang laki-laki tidak. Kan itu rese (menyebalkan-Red). Terhadap saya tidak ditemukan masalah, nggak korupsi. Tapi malah soal suami yang dipermasalahkan," keluhnya.

Menurut Eva, ada informasi kurang objektif yang diterima Jokowi ketika menyusun kabinet.

"Yang kurang kerjanya, tahu-tahu dapat 'bonus' (jadi menteri -Red). Yang awalnya nggak setuju pencalonan Jokowi jadi capres, tahu-tahu jadi menteri. Yang tadinya jadi penyandang dana di sana (kubu Prabowo-Hatta-Red), tahu-tahu jadi pejabat. Yah itulah politik," ucapnya.

Meski kecewa, Eva tidak membangkang terhadap partai ataupun NKRI. Eva juga mengapresiasi penunjukan Khofifah Indar Parawansa sebagai menteri sosial. Khofifah merupakan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan menjadi juru bicara Jokowi-JK pada masa Pilpres 2014. (Baca juga: Profil Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa)

Eva mengakui, Khofifah punya segudang pengalaman sehingga akan mampu melaksanakan tugas sebagai mensos. "Aku percaya Khofifah. Jam terbangnya memang sudah tinggi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas