Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PAN Dinilai Kian Menjauh dari Muhammadiyah

"Kami merasa saat ini, ada jurang yang cukup dalam antara Muhammadiyah dan PAN," kata Azrul.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in PAN Dinilai Kian Menjauh dari Muhammadiyah
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais (dua kanan) bersama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa (dua kiri), Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan (kiri), dan Wakil Ketua Umum Drajad Wibowo (kanan) menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya saat membuka Rapat Kerja Nasional di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (7/1/2015). Rakernas tersebut diselenggarakan sebagai persiapan menuju Kongres PAN April 2015 mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis muda Muhammadiyah, Muhammad Azrul Tanjung mengatakan saatnya Partai Amanat Nasional mencairkan sahamnya dan menempatkan kader terbaik ormas itu sebagai Sekretaris Jenderal PAN.

"Peran Muhammadiyah sangat besar dalam pendirian PAN. Tidak hanya sidang tanwir Muhammadiyah yang memberikan amanah kepada Amien Rais, juga jaringan yang dimiliki Muhammadiyah," ujar Azrul Tanjung dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (17/2/2015).

Direktur Pusat Pengembangan Kewirausahaan dan UMKM PP Muhammadiyah menyebutkan, PAN lahir dari rahim Muhammadiyah, melalui sidang tanwir 5-7 Juni 1998 di Semarang Jawa Tengah.

"Saat itu komisi C merekomendasikan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar mempersiapkan berdirinya partai politik," katanya.

Saat penutupan Amien Rais mengumumkan akan membentuk partai politik baru yang kini dikenal dengan PAN. Bahkan ormas itu memberikan amanah kepada Amien Rais yang saat itu menjabat Ketua PP Muhammadiyah untuk mendirikan PAN.

Saham Muhammadiyah sangat besar dengan dimanfaatkannya jaringan ormas itu oleh PAN. PAN juga menggunakan berbagai fasilitas milik ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu.

Azrul yang tercatat sebagai Dosen UHAMKA menilai saat ini partai berlambang matahari putih itu berada agak jauh dari Muhammadiyah.

BERITA TERKAIT

Bahkan dalam kepengurusan 2010_2015 minimnya kader Muhammadiyah.

"Kami merasa saat ini, ada jurang yang cukup dalam antara Muhammadiyah dan PAN," kata Azrul yang tengah menempuh kuliah doktoral di Universitas Brawijaya itu.

Disinggung mengenai keputusan Muhammadiyah untuk tidak berpolitik, Azrul menjawab, Muhammadiyah memang tidak berpolitik, tapi mendorong kader-kadernya untuk berpartai. "Kehadiran kader Muhammadiyah dalam politik akan membawa warna tersendiri di kancah perpolitikan nasional," ujarnya.

Beberapa kader muda Muhammadiyah yang dinilai pantas menjabat Sekjen PAN yakni Imawan Wahyudi, Ali Taher Parasong, Iskandar Sembiring, Nadjamuddin Ramly dan Saleh Daulay.

Kongres PAN akan diselenggarakan di Bali, 28 Februari hingga 2 Maret. Kongres tersebut bertujuan memilih Ketua Umum PAN periode 2015-2020.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas