UBL dan Universitas Kagoshima Jepang serta UI Adakan Forum Mahasiswa
Universitas Budi Luhur Universitas Kagoshima Jepang dan Universitas Indonesia mengadakan Forum Mahasiswa
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Budi Luhur, Universitas Kagoshima Jepang dan Universitas Indonesia mengadakan Forum Mahasiswa tentang Social Entrepreneurship / Kewirausahaan Sosial di Kampus Universitas Budi Luhur, akhir minggu lalu.
Acara yang bertema “Creativity for Sustainable Society” ini dihadiri oleh 150 mahasiswa Universitas Budi Luhur, 25 mahasiswa dan dosen pembimbing Universitas Kagoshima dan 75 orang komunitas sekitar kampus Budi Luhur.
Kegiatan ini masih menjadi rangkaian kegiatan Universitas Budi Luhur dan Universitas Kagoshima Jepang yang telah dilakukan sejak tahun 2014 lalu.Tujuan dari kolaborasi ini adalah melakukan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, melalui dampingan Universitas, pemerintah dan pelaku bisnis.
Acara ini dibuka oleh Brury Triya Sartana, Direktur Promosi dan Kerjasama Universitas Budi Luhur, Sedangkan rombongan Universitas Kagoshima dipimpin oleh Prof. Kozo Obara.
"Seperti kita ketahui bahwa kewirausahaan sosial adalah sebuah model bisnis yang dijalankan melalui pemberdayaan masyarakat dan bertujuan memberikan dampak penyelesaian masalah sosial. Oleh sebab itu, pada forum ini, Universitas Budi Luhur dan Universitas Kagoshima Jepang berkolaborasi mendidik masyarakat tentang pentingnya lingkungan bagi keberlanjutan kehidupan. Kolaborasi antar UBL dan universitas kagoshima dan masyarakat serta pemerintah telah dilakukan sebelumnya," papar Brury Triya Sartana.
Berbagai kegiatan diakui oleh Brury telah dilakukan, seperti pemberian Kuliah Umum oleh Prof Obara, Lomba Produk Daur Ulang, Green product Development Workshop, dan pelatihan membuat pupuk yang didukung oleh pemerintahan.
"Rektor kami, Prof Hapsoro pernah menekankan pentingnya unsur yang disebut BIG C, dalam pendidikan dan pengelolaan lingkungan. Tentang konsep BIG C yang dimaksudkan oleh rektor kami adalah, bahwa masalah lingkungan tidak dapat diatasi secara parsial, tetapi harus sistemik yang melibatkan unsur, seperti, Businessman, Intelectual, Government dan Community. Keempat unsur ini harus diajak bersama-sama aktif dalam kegiatan pendidikan lingkungan," ungkap Brury.
Ketua Yayasan Budi Luhur, Kasih Hanggoro dikatakan oleh Brury telah menjelaskan pada acara sebelumnya, bahwa kegiatan ini adalah bagian dari cara mendidik manusia cerdas dan berbudi luhur.
"Smart karena diberi pengetahuan tentang lingkungan, berbudi luhur karena kita diajak untuk memiliki rasa kepedulian dan kebersamaan dalam mengelola lingkungan yang kita cintai," tutur Brury.
Sementara itu, Prof Obara menjelaskan bahwa mahasiswa Universitas Kagoshima menampilkan bagaimana mengumpulkan sampah di Jepang yang dipisahkan per hari berdasarkan kriteria dan jenis sampahnya, agar dapat di olah sesuai manfaat masing-masing.
"Mereka juga menampilkan berbagai karya seni dari produk pembusukan daun, hasil dampingan mereka dengan siswa-siswi SD di Bali. Perlu di ketahui rombongan dari Universitas Kagoshima ini sedang melakukan tour mengenai Sustainable Society Development di Indonesia selama satu bulan," kata Obara.
Mahasiswa Universitas Budi Luhur menampilkan karya seni dari produk recycle dan material alam yang sudah mereka aplikasikan sebagai dekorasi di beberapa pameran. Karya seni tersebut sekaligus telah di sosialisasikan kemasyarakat binaan universitas, untuk di kembangkan sebagai produk yang dapat di buat dan di jual belikan oleh masyarakat.Mahasiswa juga membagikan ide bagaimana mengelola Bank Sampah Budi Luhur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.