Puan: Kartu "Sakti" Diberikan ke Pesantren-pesantren
Puan berharap, masyarakat bisa memanfaatkan tiga kartu "sakti" yang telah diberikan pemerintah dengan baik.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, pemerintah juga akan memberikan tiga kartu "sakti" perlindungan sosial masyarakat ke pesantren-pesantren.
Hal itu disampaikan Puan saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sejahtera, di Pondok Pesantren Baghrul Maghfiroh, Desa Tlogomas, Malang, Jawa Timur, Kamis (21/5/2015).
"Selain di pondok pesantren ini akan dibagikan juga ke beberapa pesantren lainnya," kata Puan. Acara itu dihadiri sekitar seribu orang yang terdiri dari pengurus pondok pesantren, santri dan santriwati. Turut hadir Menteri Sosial Khofifah Indarparawangsa dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo.
Puan mengatakan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berkomitmen membangun kesejahteraan rakyat dengan cara memberikan program perlindungan sosial. Warga yang telah memiliki tiga kartu "sakti", kata Puan, akan memperoleh perlindungan sosial berupa dana tunai dari pemerintah.
"Yang dapat Kartu Indonesia Pintar bisa digunakan pada saat kenaikan kelas. Untuk anak sekolah dasar (SD) akan memperoleh Rp 450 ribu selama satu tahun, sedangkan anak SMP mendapatkan Rp 750 ribu, dan untuk SMA mendapatkan uang Rp 1 juta selama 1 tahun," tutur Puan.
Oleh karena itu, Puan berharap, masyarakat bisa memanfaatkan tiga kartu "sakti" yang telah diberikan pemerintah dengan baik. "Anggaran untuk program ini diperoleh dari uang rakyat dan kami akan mengembalikannya ke rakyat," ujar Puan.
Puan mengatakan, pemerintah akan memantau pelaksanaan dari program perlindungan sosial. Menurut Puan, tujuan pemerintah melakukan pemantauan supaya masyarakat benar-benar memanfaatkan tiga kartu "sakti" yang telah dibagikan dengan baik.
"Yang perlu diperhatikan dalam pembagian kartu sakti itu sesudahnya, apakah kemudian masyarakat memanfaatkan kartu ini dengan baik dan kemudian hal itu bisa mengubah pola pikirnya. Kalau memang kemudian setelah diberikan tidak dipergunakan sebaik-baiknya, lebih baik kita alihkan kepada orang yang benar-benar memanfaatkan ketiga kartu ini lebih baik," tutur Puan.
Dalam kesempatan itu, Puan juga menginformasikan kepada Presiden, selain pengelola pondok pesantren, santri dan santriwati hadir pula sebanyak 350 pemuda dan pemudi Jawa Timur yang sedang mengikuti Kemah Kebangsaan.
Para pemuda dan pemudi itu yang turut hadir dalam acara di pondok pesantren, lanjut Puan, berasal dari latar belakang agama berbeda. "Mereka akan menjadi satgas pada Hari Kesetiakawanan Sosial," ujar Puan.