TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam Pidato Kenegaraan dihadapan anggota MPR, Presiden Joko Widodo menyampaikan sindiran bahwa media kebanyakan hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif.

Menurutnya, hal itu yang menyebabkan menipisnya nilai kesantunan dan tatakrama, sekali lagi, menipisnya nilai kesantunan dan tatakrama, juga berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa.

Menanggapi hal tersebut, bos Media Group Surya Paloh menilai positif. Tokoh pers yang juga pengusaha berbagai media itu mengatakan, pernyataan Jokowi harus dilihat sebagai pemacu semangat.

"Saya pikir tidak salah. Menurut saya itu bagus. Ini harus dilihat sebagai feedback yang bagus," katanya.

Dirinya berharap penilaian Jokowi mengenai media massa harus ditanggapi baik dan dihormati sebagai respon obyektif terhadap peran media massa di Indonesia.

"Memang benar pekerjaan mengejar rating menjadi pekerjaan rata-rata media. Mendapatkan news pack dengan mengesampingkan news edukasi. Ini berbahaya karena kekuatan media massa menjadi pilar kekuatan disamping lembaga triaspolitika," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Jokowi khawatir, masyarakat mudah terjebak pada histeria publik dalam merespon suatu persoalan, khususnya menyangkut isu-isu yang berdimensi sensasional.

"Tanpa kesantunan politik, tatakrama hukum dan ketatanegaraan, serta kedisiplinan ekonomi, kita akan kehilangan optimisme, dan lamban mengatasi persoalan-persoalan lain termasuk tantangan ekonomi yang saat ini sedang dihadapi bangsa Indonesia. Kita akan miskin tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Jokowi.