Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tri Sutrisno: Waspadai Gerakan Komunis Gaya Baru

Mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno mengingatkan adanya ancaman Komunis Gaya Baru (KGB) yang sudah mulai menguasai Indonesia

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tri Sutrisno: Waspadai Gerakan Komunis Gaya Baru
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Mantan wakil Presiden RI Try Sutrisno. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno mengingatkan adanya ancaman Komunis Gaya Baru (KGB) yang sudah mulai menguasai Indonesia, baik melalui budaya, informasi, dan ekonomi. Terutama kalangan anak muda yang menjadi sasaranya.

Penegasan tersebut disampaikan Tri Sutrisno dalam acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertajuk "Pertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara, Falsafah Hidup dan Ideologi Nagara, serta Waspadai Bahaya Laten Komunis" di Jakarta, kemarin.

Acara tersebut dihadiri berbagai tokoh nasional, di antaranya Mantan Wakil Presiden RI Tri Sutrisno, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, politikus Partai Golkar Aburizal Bakrie, Jenderal Purnawirawan TNI Agum Gumelar, Tokoh organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama Salahuddin, Sastrawan Taufik Ismail, Komandan Pusat Polisi Militer Letjen Syamsuddin Jalal, dan sejumlah tokoh lain serta veteran.

Tri Sutrisno menambahkan, masuknya ancaman KGB tidak terlepas dari buah revormasi yang kebablasan, dimana semua orang bisa berpendapat bebas.

"Keliru reformasi kebebasan itu untuk tidak berpancasila, karena itu pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda agar memiliki ketahanan pribadi yang berpancasila," tegasnya.

Menurutnya, tantangan saat ini lebih berat dari pada zaman sebelumnya. Bagaimana menanamkan pancasila pada generasi muda agar mereka bisa memahami dan menghayati.

"Gerakan PKI gaya baru ini mencoba merusak pikiran anak-anak muda yang tak paham sejarah. Mereka berupaya memutarbalikkan fakta dengan menyebut PKI sebagai korban kekejaman Pemerintah Orde Baru," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Dia juga menyoroti bagaimana kondisi perekonomian di tanah air yang sudah terjual kepada pihak asing melalui KGB. Banyak perusahaan-perusahaan yang sudah dikuasai asing, terutama Cina. Bahkan, beberapa BUMN juga sudah disusupi oleh asing.

“Sekarang ini pemerintahan baru, yang memilih juga orang-orang baru. Saya hanya menegaskan kepada mereka, Jangan sampai mencabut TAP MPRS XXV/1966. Kalau sampai ini dicabut, Komunis akan bangkit kembali dengan gaya barunya,” tegas Pendiri Gerakan Pemantapan Pancasila tersebut.

Disinggung wacana pemerintah akan meminta maaf kepada keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI)? Tri Sutrisno secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya Presiden RI Joko Widodo meminta maaf kepada karena partai tersebut pengkhianat bangsa dengan dua kali memberontak.

"Saya tidak setuju jika presiden meminta maaf kepada PKI. Indonesia adalah Pancasila," katanya.

Pemberontakan pertama terjadi di Madiun, Jawa Timur pada 1948, banyak tokoh agama, pejabat, dan rakyat yang menjadi korban, namun pemberantasannya tidak tuntas.

Sehingga muncul kembali melalui Gerakan 30 September (G30S) PKI. "Kemunculannya diawali setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dan mengikuti Pemilu 1955," katanya.

Karena itu, dia meminta oknum-oknum saat ini yang masih "memikul" ideologi komunis, untuk meninggalkannya, please, tinggalkanlah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas