Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tri Sutrisno: Waspadai Gerakan Komunis Gaya Baru

Mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno mengingatkan adanya ancaman Komunis Gaya Baru (KGB) yang sudah mulai menguasai Indonesia

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tri Sutrisno: Waspadai Gerakan Komunis Gaya Baru
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Mantan wakil Presiden RI Try Sutrisno. 

Janganlah putar balik fakta, katanya menyinggung adanya berbagai oknum yang mendesak agar Tap MPRS yang melarang PKI untuk dicabut.

Sementara itu, Ketua Persatuan Purnawirawan dan Warakuri TNI & Polri (Pepabri) Agum Gumelar menyatakan rekonsiliasi itu bagus karena Indonesia cinta persatuan dan perdamaian.

Namun, dia meminta kepada generasi muda untuk mengantisipasi ancaman gerakan baru komunis yang mulai muncul.

"Tapi jangan diartikan rekonsiliasi itu menghapuskan catatan sejarah. MPR menjadi penjaga gawang dari kekuatan yang ingin menghapus tap MPRS. Jangan sampai ini dihapuskan karena akan mengancam kedaulatan RI dan pancasila," katanya.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan juga mengakui adanya kebangkitan KGB di Indonesia. Namun, dia tidak menyebutkan secara jelas ciri-ciri dan model KGB yang dimaksudkan.

“Iya, komunis di Indonesia masih ada, tapi dengan gaya baru. Tapi kita kan sedang kokoh jadi sulit digoyahkan. Kita kembalikan semuanya ke pancasila,” jelasnya.

Zulkifli Hasan juga meminta semua orang ikut mengamalkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Ini perlu dilakukan agar Pancasila tetap lestari.

Berita Rekomendasi

Tokoh Organisasi Keagamaan Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid mengatakan, berkembangnya berbagai ideologi yang bertentangan dengan Pancasila patut diwaspadai sebagai upaya pengikisan nilai-nilai kebangsaan.

Karena itu, pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi kunci untuk mencegah perpecahan serta mempertahankan persatuan Indonesia.

"Pancasila adalah pemersatu bangsa Indonesia yang mampu menangkal berbagai ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, termasuk paham radikal," kata Salahuddin

Acara itu diprakarsai berbagai organisasi, di antaranya Legiun Veteran Indonesia, Gerakan Pemantapan Pancasila, Forum Komunikasi Purnawirawan TNI Polri, Front Pembela Proklamasi 45, Masyarakat Pancasila, dan Gerakan Penegak Ketahanan Bangsa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas