Charles Bonar Sirait Bicara Kisruh Golkar yang Berkepanjangan
Hadirnya para tokoh senior itu dinilainya penting untuk mendamaikan dualisme kepengurusan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kader muda Partai Golkar Charles Bonar Sirait angkat suara terkait konflik dualisme kepengurusan yang hingga kini belum terselesaikan.
Penulis buku "The Power of Public Speaking" ini menegaskan, di tengah badai yang tak kunjung mereda itu, Golkar memerlukan tokoh senior yang mampu merangkul semua pihak.
"Menurut kami, secara sederhana, Partai Golkar memerlukan senior leaders yang mampu merangkul semua pihak," ujar presenter kondang sekaligus pemain film itu kepada Tribunnews.com, Jumat (8/1/2016).
Hadirnya para tokoh senior itu dinilainya penting untuk mendamaikan dualisme kepengurusan.
Langkah pemilihan ketua umum baru pun dinilainya sebagai kebijakan yang harus dilakukan setelahnya.
"Dan tokoh yang lahir sebagai calon pemimpin berikutnya harus sudah selesai dengan dirinya. Intinya itu," tegas Charles.
"Jika mampu melakukan hal ini tentu dampaknya akan positif terhadap Golkar," dia menambahkan.
Presiden ke-3 RI BJ Habibie berencana memanggil Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono.
Pemanggilan keduanya untuk membahas penyelesaian konflik partai berlambang pohon beringin itu.
"Memang Pak Habibie mengusulkan saya mengatur pertemuan dengan beliau, saya, Pak Aburizal, dan Agung," kata Akbar Tandjung di kediaman BJ Habibie, Jakarta, Kamis (7/1/2016) malam.
Akbar mengakui sudah mencoba berkomunikasi dengan Ical. Tetapi, komunikasi itu belum direspons oleh Aburizal Bakrie. "Saya sudah kontak ARB, -3 hari lalu tapi belum direspons," ujar Akbar.
Sedangkan Juru Bicara Poros Muda Golkar Andi Sinulingga mendapatkan informasi Mahkamah Partai akan bersidang pada Selasa pekan depan.
Andi juga berharap pemimpin Golkar yang terpilih dalam Munas juga sosok yang bersih. Ia mengingatkan agar Golkar beradaptasi dengan zaman.
"Kalau tidak mau, cepat atau lambat, bila tetap melakukan politik transaksional maka akan ditinggalkan peradaban," kata Andi.
Sedangkan mengenai Rencana BJ Habibie memanggil Ical dan Agung, Andi mengatakan hal itu akan dibahas secara kekeluargaan.
"Bila tidak tercapai, ya kita jalan terus," katanya.