Aiptu Dodi Maryadi: Saya Bersyukur Masih Hidup Sampai Sekarang
Dalam pikirannya selalu terbayang sebuah musibah akan datang. Tapi ia mengaku tidak tahu musibah apa yang bakal terjadi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Setelah terlihat orang tersebut menenteng senjata jenis FN, ia baru menyadarinya.
"Sebelumnya saya kira teman, tapi kok pistolnya bukan revolver," paparnya.
Menyadari hal itu, Dodi kemudian segera menutup pintu kaca mobil sebelah kanannya yang sebelumnya terbuka.
Namun saat sedang menutup pintu tersebut, tiba-tiba pelaku menembak.
Dodi mengatakan saat itu ia melihat percikan api keluar dari senjata pelaku. Sesaat itu juga ia merasa panas di bagian perut.
Dodi mengatakan setelah sadar tertembak ia lantas melaju kendaraanya ke arah kebon Sirih. Ia mengaku pikiranya saat itu kacau.
Ia harus waspada karena belum mengetahui jumlah pelaku, sementara ia menahan rasa sakit di perutnya.
"Saya sambil menunduk dan waswas, menjalankan mobil ke arah Kebon Sirih. Dalam pikiran saya saat itu apabila ada orang mendekat dan menodongkan senjata ke arah mobil, akan saya tabrak saja," katanya.
Dodi akhirnya berhenti di perempatan Jalan Sabang, ia kemudian memanggil petugas yang berada tidak jauh dari mobilnya.
Saat itu kata Dodi, panggilannya tidak ada yang merespon.
Menurutnya, mereka masih panik dan masih ragu jika ia polisi sungguhan.
Tidak lama kemudian ada petugas menghampiri dan mengevakuasinya ke ambulan sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan dan dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto.
"Saya bersyukur saya masih hidup sampai sekarang," katanya.
Ingat Anak Istri
Meski menceritakan kisah tragis dan mencekam, namun perbincangan di ruang tamu antara Budiono dan Dodi berlangsung cair dan penuh kekeluargaan.