Jokowi Diajak Selfie Diaspora Indonesia Saat di San Francisco
Kedatangan Presiden Joko Widodo ke San Fransisco, Amerika Serikat mendapat sambutan hangat sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI).
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedatangan Presiden Joko Widodo ke San Fransisco, Amerika Serikat mendapat sambutan hangat saat menemui Diaspora Indonesia atau orang Indonesia perantauan di Auditorium Palace of Fine Arts, San Francisco, Amerika Serikat, Selasa (16/2/2016).
Dari foto yang diunggah Kemeterian Sekretariat Negara dalam lama facebook tampak Jokowi dikerebuti sejumlah orang sambil memegang smartphone untuk selfie atau foto narsis.
Tampak seorang pemuda berkemeja biru memiringkan badannya ke dekat Jokowi sambil memegang smartphone bersiap untuk mengabadikan gambar.
Tampak juga seseorang berkemeja kotak-kotak mengangkat tangannya sambil memegang handphone untuk mengabadikan gambar bersama Jokowi.
Sumber: Facebook Kementerian Sekretariat Negara RI
Dalam foto yang lain, tampak beberapa orang bersama-sama mengangkat tangannya sambil memegang smartphone membelakangi Jokowi.
Mereka ingin mengabadikan gambar bersama mantan Gubernur DKI Jakarta yang mengenakan kemeja putih.
Bibir Jokowi pun mengembang melihat anak-anak muda yang mencoba mengabadikan gambar dirinya.
Terlihat juga sejumlah orang tersenyum lebar melihat aksi foto selfie tersebut.
Saat bertemu Diaspora Indonesia di Auditorium Palace of Fine Arts tersebut, Jokowi meminta anak muda Indonesia yang berada di luar negeri, khususnya Amerika Serikat jangan ragu kembali ke Tanah Air.
“Mau pulang, pulang aja,” ucap Presiden.
Sumber: Facebook Kementerian Sekretariat Negara RI
Dalam rilis yang disampaikan Tim Komunikasi Presidenm Jokowi menjawab pertanyaan seorang profesional yang bekerja di bidang IT di Silicon Valley, San Francisco bernama Maya.
Maya menanyakan kemudahan yang akan diberikan Pemerintah Indonesia kepada anak-anak muda kreatif yang telah memiliki jejaring untuk mengembangkan digital ekonomi di Tanah Air.
Presiden menjelaskan bahwa pengalaman bekerja sebagai seorang profesional di negara maju seperti Amerika Serikat, tentunya akan menjadikan nilai tambah yang besar bagi negara.
“Saya ingin dalam waktu yang sangat cepat ini ada 1000 technopreneurs dan developers,” kata Presiden.