Sarmuji Ingatkan Rekruitmen Calon Presiden Bisa Timbulkan Konflik Baru di Tubuh Golkar
"Rekruitmen calon Presiden jika tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan konflik baru yang sebenarnya bisa dicegah,"
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Golkar M Sarmuji menegaskan Munas Partai Golkar seharusnya tidak hanya sekedar memilih Ketua Umum.
Meskipun Munas yang akan digelar semangatnya sebagai media penyelesai konflik, tetapi menurut Sarmuji, mencegah timbul konflik baru juga tidak kalah penting.
Satu sumber konflik dalam internal partai diantranya soal rekruitmen calon Presiden.
Ia mengatakan rekruitmen calon Presiden merupakan masalah krusial apalagi pemilihan presiden berbarengan dengan pemilihan legislatif.
"Rekruitmen calon Presiden jika tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan konflik baru yang sebenarnya bisa dicegah," kata Sarmuji di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Terkait rencana Munas Golkar, Sarmuji mengusulkan agar masalah konvensi bisa masuk dalam pembahasan Munas.
Selain memilih Ketua Umum DPP, Munas sebaiknya juga memilih Ketua Dewan Konvensi agar ketua Dewan Konvensi memiliki legitimasi kuat dan bisa lebih independen dalam menjalankan tugasnya.
Sarmuji meyakini dengan dibahasnya isu konvensi dalam Munas akan menghasilkan persepsi positif.
Pasalnya, Partai Golkar perlu banyak terobosan untuk bisa merecovery citra partai akibat konflik yang panjang.
"Konvensi jika dikelola dengan baik juga bisa menjadi penggerak mesin partai yang sudah lama tidak dipanasi," ucapnya.
Ia menegaskan jika dalam Munas kali ini tidak cukup waktu untuk membahas secara detail tentang konvensi, maka konvensi termasuk dewan konvensi bisa dibahas secara khusus di dalam Rapimnas.
"Terpenting secara prinsip ada produk Munas yang mengatur tentang konvensi seperti AD/ART yang merupakan cantolan bagi aturan yang lebih detail," kata Anggota Komisi IX DPR itu.