Hindari Kemacetan, Fahri Minta Tol Brexit Digratiskan Sebagai Sedekah Kepada Masyarakat
Tidak harus disemua tempat, tapi khusus di lokasi titik macet saja seperti Brexit itu.
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah prihatin dengan nasib para pemudik yang harus antri berjam-jam sepanjang puluhan kilometer di pintu keluar tol Brebes atau dikenal dengan istIlah Brexit atau Brebes Exit hanya untuk keluar membayar tol.
Menurut Fahri, pemerintah dalam hal ini BUMN Jasa Marga ataupun pengelola tol swasta bisa mengambil kebijakan dengan menggratiskan tol-tol yang menjadi titik kemacetan.
“Saya kira siapapun yang memiliki kewenangan baik itu pemerintah dalam hal ini jasa marga ataupun pengelola tol bisa mengambil kebijakan untuk menggratiskan tol-tol daripada membuat masyarakat harus mengantri untuk membayar tol. Tidak harus disemua tempat, tapi khusus di lokasi titik macet saja seperti Brexit itu. Inikan tidak tiap hari juga hanya setahun sekali,” ujar Fahri di Jakarta, Senin (4/7/2016).
Momen bulan Ramadhan setahun sekali yang dikenal sebagai momen bulan penuh hikmah dan amalan menurutnya harus bisa menyadarkan mereka yang berkepentingan tersebut untuk mengambil kebijakan yang tidak membuat masyarakat susah dan membuat masyarakat tersandera.
Semua pihak yang berkepentingan bisa memberikan zakat, infak atau sedekah kepada para pemudik dengan menggratiskan tol tersebut.
“Memang susah mengantisipasi kemacetan seperti ini karena bisa saja ada ratusan ribu mobil yag tiba-tiba harus keluar dari tol. Jadi saya pikir,harus ada cara lain, semacam kompensasi dari BUMN paling tidak bisa dianggap untuk membayar zakat, infak atau sedekah dari BUMN semacam jasa marga yang selama ini telah mengambil keuntungan yang sangat besar,” ujar Politisi PKS ini lagi.
Filosofi dari zakat adalah untuk mensucikan diri. Dengan demikian maka BUMN sebagai perusahaan negara dengan menggratiskan bisa memsucikan dirinya juga.
”Ini juga akan berefek langsung memperlancar kehidupan dan memudahkan orang sampai ke kampung halamannya,” katanya lagi.
Filosofinya, menurut Fahri seharusnya ada inisiatif dari pihak yang berkepentingan seperti Jasa marga karena bagaimanapun perjalanan mudik itu melelahkan.
”Mereka sedang berpuasa, harus antri berjam-jam untuk bayar tol, ini kan tidak manusiawi dan tidak islami juga. Bayangkan mereka kesulitan untuk salat dan kesulitan untuk buang hajat,” ujrnya.
Selain itu dengan menggratiskan maka tidak banyak bahan bakar yang terbuang percuma.
“Ini harusnya dipahami oleh pejabat BUMN. Dengan demikian ini juga bisa menghindari dan mengurangi angka kecelakaan karena faktor kelelahan. Jadi mumpung bulan Ramadhan, sekali lagi saya imbau kepada jasa marga ataupun pengelola tol swasta bersedakahlah untuk para pemudik. Pahalanya besar juga,” ujarnya.