Ada Anggapan Dicopot Karena Akan Maju Pilpres 2019, Ini Jawaban Anies Baswedan
Benarkah Anies Baswedan ingin maju dalam Pemilihan Presiden pada 2019 mendatang?
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencopotan Anies Baswedan dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hingga saat ini masih menimbulkan sejumlah pertanyaan di kalangan masyarakat.
Kinerja Anies Baswedan dinilai tidak memperlihatkan hasil yang buruk. Karena itu, ada dugaan bahwa pencopotan Anies terkait persaingan politik jelang Pemilihan Presiden 2019.
Pertanyaan itu juga mencuat setelah sahabat Anies, Ipong Witono, tiba-tiba berucap, "Sampai jumpa di 2019," setelah Anies diumumkan terkena reshuffle kemarin, Rabu (27/7/2016).
Ucapan yang entah serius atau bercanda itu terekam oleh wartawan kemudian menjadi berita dan masif menjadi viral di media sosial.
Benarkah Anies Baswedan ingin maju dalam Pemilihan Presiden pada 2019 mendatang?
Kompas.com yang menemui Anies di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (28/7/2016), bertanya hal yang sama. Lantas apa jawaban Anies?
"Saya tegas sama sekali enggak ada (rencana maju capres). Saya ngomong apa adanya kok dan itu bisa dinilai," ujar Anies.
Dia juga membantah jika ada kabar bahwa dirinya telah melaksanakan konsolidasi terkait Pilpres 2019.
"Kalau mau konsolidasi itu syaratnya harus ada yang dikonsolidasikan. Apa yang mau saya konsolidasikan? Wong saya ini di kantor, kerjanya sama eselon," ujar dia.
Spekulasi
Anies mengatakan, apa yang ia kerjakan selama jadi menteri adalah kerja-kerja untuk mengembangkan dunia pendidikan Tanah Air.
Ia menyebut beberapa contoh, antara lain menggembar-gemborkan imbauan mengantar anak sekolah saat masuk ke tahun ajaran baru, perubahan kurikulum sekolah kejuruan, mendistribusikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan sebagainya.
Namun, ia mengerti bahwa tidak semua orang melihat kerja dirinya merupakan kerja untuk dunia pendidikan.
"Kalau kami imbau orangtua mengantar anaknya sekolah, itu frame pendidikan supaya orangtua bisa interaksi dengan guru. Tetapi, kalau dilihat frame-nya politik, jutaan orang jadi bergerak sehingga berbahaya, ya gimana dong? Kalau saya maksudnya obyektif, demi dunia pendidikan," ujar Anies.
"Jadi, menurut saya, (wacana maju capres) lebih kepada ada spekulasi-spekulasi orang-orang dalam membaca situasi ini dan spekulasi itu tergantung frame yang dia miliki," kata dia.
Anies juga haqqul yaqiin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak berpikir demikian.
"Saya tidak melihat itu di mata Presiden atau Wakil Presiden," ujar Anies.
Anies dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo, Rabu. Presiden mengangkat Muhadjir Effendy untuk menggantikan Anies.
Penulis : Fabian Januarius Kuwado