Sekolah Parlemen Dinilai Sia-sia dan Hanya Menghabiskan Anggaran
Gagasan tersebut dinilai Wakil bendahara DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaikhul Islam menganggap ide tersebut hanya memboroskan anggaran saja.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Ade Komarudin menggagas adanya sekolah parlemen dalam rangka meningkatkan kualitas anggota dewan.
Gagasan tersebut dinilai Wakil bendahara DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaikhul Islam menganggap ide tersebut hanya memboroskan anggaran saja.
"Sia-sia dan menghabiskan anggaran," ujar Wakil Ketua komisi VII DPR RI ini kepada Tribunnews.com, Jumat (26/9/2016).
Menurut Politikus PKB tersebut, jauh lebih baik wujudkan gagasan Parpol dibiayai APBN ketimbang sekolah parlemen.
"Agar partai bisa tingkatkan kapasitas anggota mulai dari rekrutmen," jelasnya.
Apalagi menurutnya, gagasan sekolah parlemen itu sendiri terkesan tergesa-gesa tanpa perencanaan.
"Saya kira itu lebih sustain, dibanding gagasan sekolah parlemen yang kesannya buru-buru tanpa perencanaan," katanya.
Hal senada juga disampaikan Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani.
Menurutnya, saat ini hampir semua Parpol memiliki sekolah politik.
"Sekolah demokrasi atau mulai mengintroduksi latihan kader dan kepemimpinan di mana salah satu fokusnya adalah mempersiapkan kader atau anggotanya menjadi anggota DPR dan DPRD yang handal," ujarnya, Jumat (26/8/2016).
Untuk itu imbuhnya, perlu kajian mendalam mengenai gagasan sekolah parlemen agar nantinya tidak terjadi tumpang tindih.
"Ahirnya tidak produktif dan hanya menghabiskan anggaran," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.