Ciuman Terakhir AKP Safran Sebelum Pesawat Nahas Itu Jatuh
Satu dari 13 penumpang pesawat M 28 Sky Truck milik Polri yang jatuh di Perairan Lingga, Kepulauan Riau, adalah AKP Safran.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Satu dari 13 penumpang pesawat M 28 Sky Truck milik Polri yang jatuh di Perairan Lingga, Kepulauan Riau, adalah AKP Safran.
Ia memiliki kemampuan ganda di dunia dirgantara.
Bapak dua anak ini bisa menerbangkan pesawat sejenis Cassa maupun helikopter.
Sebelum terbang, Safran sempat mencium putrinya. Dan itu adalah ciuman terakhir, karena pesawat yang diterbangkan jatuh di perairan antara Bangka dengan Batam.
Foto itu diunggah oleh @twet_polisi dan beredar luas di media sosial.
Rekan satu angkatan AKP Safran yakni Kompol dr Mansuri yang bertugas di RS Bhayangkara Palembang, menuturkan rekannya itu merupakan Lulusan Sumber Sarjana Polri tahun 2004 yang berasal dari Palembang.
"Memang Safran dari Sekolah Penerbangan dan usai lulus pendidikan Sumber Sarjana langsung ke penerbangan di Mabes Polri. Selama pendidikan memang memegang pesawat berbadan kecil seperti yang hilang kontak saat ini. Tetapi ia kembali menempuh pendidikan untuk menjadi pilot helikopter dan memang biasa menerbangkan helikopter Polri," kata dr Mansuri.
Informasi yang diperolehnya dari sesama rekan satu angkatan, AKP Safran rencananya ditugaskan atau BKO ke Polda Sumsel untuk menggantikan crew helikopter milik Polda Sumsel.
Setiap beberapa bulan, memang biasa dilakukan change crew atau pergantian kru helikopter di setiap polda.
AKP Safran dijadwalkan tiba di kota kelahirannya selama beberapa bulan untuk menerbangkan heli milik Polda Sumsel.
Namun nasib berkata lain. Sebelum tiba di Palembang, pesawat yang ditumpanginya hilang kontak saat menuju Batam.
Kabar hilang kontak pesawat Sky Truck tersebut membuat rekan-rekan satu angkatan AKP Safran menjadi khawatir.
"Satu angkatan kami itu ada 150 orang, baik dari dokter, pilot, mekanik dan jurusan lainnya. Kalau untuk pilot dan mekanik pesawat dan helikopter sebanyak 17 orang, termasuk AKP Safran," cerita Kompol dr Mansuri.
Kekhawatiran Kompol dr Mansuri terhadap pesawat yang ditumpangi AKP Safran dan kru lainnya bukan tanpa alasan.